KONSEP POSITIVE PARENTING MENURUT
MUHAMMAD FAUZIL ADHIM
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
penyataan
Diajukan untuk memenuhi tugas dan memenuhi persyaratan gelar (S1)
Dalam pendidikan
Ol
eh:
Disusun oleh:
ERNY TYAS RUDATI 3103126
SEKOLAH TARBIA
INSTITUT ISLAM WALISONGO NEGERI
SEMARANG
2008
ii
DEPARTEMEN AGAMA WALISONGO LEMBAGA AGAMA ISLAM NEGARA
FACULTEIT TARBIYAH Jl. prof. dr. Hamka Tel. 7601295 Semarang 50185
VALIDASI
Hari/ Tanggal Tanda Tangan Ismail SM, M.Ag Ketua Sidang
_________________
_________________
Wenty Dwi Yulianti, Synodesekretaris M.Kom
________________
_________________
Nasirudin, M.Ag Penguji I
________________
_________________
Sugeng Ristiyanto, M.Pd-examinator II
_________________
_________________
aku aku aku
PEPATAH
Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa ayat 9:
Dan mereka yang takut meninggalkan keturunan yang lemah, biarkan mereka takut pada mereka, jadi biarkan mereka takut kepada Allah dan mengucapkan kata-kata yang benar.
Dan hendaklah orang-orang yang takut kepada Allah meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah yang takut akan (kesejahteraan mereka). Karena itu, mereka harus takut akan Tuhan dan mengatakan kebenaran. (An-Nisa: 9) 1
1 Kementerian Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya, (Semarang:
Kumudasmoro Grafindo, 1994), hier. 547
iv
PENERAPAN
Dengan segala hormat dan kerendahan hati,
Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada :
Dear Bapak Muhni dan Ibu Sukini
yang mengorbankan dirinya dengan tulus dan ikhlas
dan selalu mencintaiku
Maafkan anak Anda jika Anda tidak bisa berbuat lebih banyak.
Doa penulis dikirim kepada Tuhan
semoga ayah dan ibu selalu dalam lindungan-Nya
dan semoga semua dosa yang dilakukan dalam hidup diampuni.
Teman-temanku yang menyegarkan
ketika harapan diintimidasi oleh "tersembunyi"
Jiwa-jiwa yang merangkul jiwaku, hati yang mencurahkan
itu rahasia di hatiku, dari pemilik tangan yang memberi
obor jiwaku, kepada mereka skripsi ini kupersembahkan dengan penuh keikhlasan
dan kesadaran
Sepupu Saya (Urutya Yogantari, Octavia Yogantari, Mariska Alfa
Yogantari, Dea Nova Alfa Yogantari) yang selalu memotivasi dan
menyegarkan
Aku akan selalu mencintaimu
Teman dari nasib yang sama dalam pelukan
"Menunggu" Masjid al-Iman
dan teman-teman "SERVERS" TPQ al-Iman.
ay
PROLOG
Kemuliaan dan syukur kepada penulis Tuhan yang kekal
melimpahkan rahmat, taufiq, maghfirah dan hidayah-Nya, hingga akhir hayatnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini apa tugas dan
persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerima ijazah dari sekolah
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad
yang membawa risalah-risalah Islam yang sarat ilmu,
khususnya ilmu-ilmu keislaman sehingga dapat menjadi bekal dan pedoman untuk itu
hidup dan kehidupan kita di dunia lain akhirat.
Merupakan kebanggaan dan kegembiraan penulis untuk menyelesaikannya
menulis proyek kelulusan akademik ini, meskipun sedang dikerjakan
mengalami banyak kendala dan cobaan, karena lebih dari keterbatasan
pengarang. Namun berkat bantuan dan dorongan serta doa dari berbagai pihak,
Penulis Alhamdulillah mampu menanggung semua ini meski penulis menyadarinya
disertasi berjudul “Konsep positive parenting menurut Muhammad Fauzil
Adhim dan implikasinya terhadap pengasuhan anak tentunya
kesempurnaan.
Jadi untuk semua orang yang membantu membuat proses berjalan lancar
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus
bertemu nama di:
1. dr. H. Abdul Djamil, MA, als kanselier van IAIN Walisongo
2. Prof.dr. Ibnu Hajar, M.Ed. sebagai Dekan Sekolah Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang
3. dr. Ahmad Sudjai, M.Ag en Dr. Sajid Iskandar, M.Ag, als supervisor
yang bersedia memberikan waktu, tenaga, semangat
Bimbingan, arahan dan masukan berharga disediakan
kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
vi
4. Dr. Abdul Wahid, M.Ag selaku tutor yang memberikan bimbingan
dan bimbingan selama masa kuliah
5. Guru yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta par
staf Sekolah Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
6. Bapak Muhammad Fauzil Adhim yang merupakan dan memiliki sumber inspirasi
bersedia membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
7. Bapak Muhni dan Ibu Sukini yang selalu memberikan semangat dan kasih sayang
kasih sayang, dukungan moril dan material serta doa, cinta kasih dan segalanya
dukungan dan motivasi serta doa restunya untuk menyelesaikan studi ini.
8. Bulek Sukiyok, Bulek Mami, Bulek Kinok, oom Suwito Mbak Nungki
Sepupu saya, Urutya, Octavia, Mariska dan Dea Nova, Shinya
Humayra, kamu adalah inspirasiku
9. Saudara-saudaraku yang tercinta, Kak Absory, Mas Ayi' yang tidak pernah lelah membantu,
membimbing dan memotivasi penulis. Terima kasih atas semua kebaikanmu
10. Sahabatku, Namamu, Namamu, Anisatulmu, Himma, Anisa, Mbak
Kiki, Jeng Puji, Miss Jannah, Mas Rohmanto, terima kasih telah mengisi ruang saya
ZOE.
11. Ketua TPQ Al-Iman Ibu Rukmini beserta seluruh pengurus dan juga
ustadz-ustadzah, Kak Wati, Kak Nisa, Kak Isti, Kak As, Kak Ifah dan Pak Badawi.
Terima kasih sudah menerima. Ini bagus untuk saya dan membantu
12. Seluruh Keluarga Mahasiswa Koperasi Walisongo Semarang
13. Teman-teman PPL di SMP 16 dan KKN di pos Kendal 23, Kebon
Gembong Pageruyung Kendal yang memberi arti
persahabatan dan terima kasih untuk semua dukungan dan motivasi
yang telah diberikan selama ini diiringi dengan doa jazakumullah Khoiraljaza' wajazakumullah
Mereka melihat seekor kambing. Amin.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
keterbatasan dalam tesis ini. Karena kapasitas tenaga kerja yang terbatas
serta biaya dan wawasan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan ulasan yang membangun untuk meninjau dan
memperbaiki skrip ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
vi
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya, serta ilmu hasanah
pengetahuan.
Semarang, 11 juli 2008
Erny Tyas Rudati NIM. 3103126
viii
PENYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan skripsi tersebut
Itu tidak mengandung materi yang sebelumnya ditulis atau diterbitkan oleh orang lain.
Demikian juga skripsi ini tidak mengandung pemikiran orang lain selain informasi
ditemukan dalam referensi yang digunakan sebagai bahan referensi.
Semarang, 11 juli 2008
pemberi pernyataan,
Erny Tyas Rudati NIM. 3103126
ix
ABSTRAK
Erny Tyas Rudati (NIM.3103126). Konsep pola asuh positif menurut Muhammad Fauzil Adhim dan implikasinya terhadap pengasuhan anak. Semarang: Sekolah Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo 2008.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pandangan Muhammad Fauzil Adhim tentang pola asuh positif? (2) Bagaimana pengaruh positif Muhammad Fauzil Adhim terhadap pendidikan anak bagi pendidikan anak
Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan: (1) signifikansi positif
Membesarkan anak menurut Muhammad Fauzil Adhim. (2) Pengaruh positif pengasuhan orang tua terhadap pendidikan anak menurut Fauzil Adhim
Penelitian ini menggunakan kepustakaan (library research)
dengan pendekatan kualitatif. Data survei yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode induktif, komparatif dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan, menurut Fauzil Adhim, para orang tua
Mereka yang membesarkan anaknya dengan pola asuh positif memastikan bahwa seorang anak memiliki kemampuan mental dan fisik yang baik, termasuk perkembangan emosi dan sosial.
Muhammad Fauzil Adhim memiliki kriteria untuk menasehati anak
bijak yaitu menasihati anak agar tidak terjadi ledakan emosi, karena itu adalah tindakan melatih anak untuk memiliki sikap yang baik, mengajarkan konsekuensi, tidak mengancam, tidak menyalahkan anak, hanya perilakunya saja, tidak pernah berkata "tidak", mengingat kesalahan tanpa menoleh, jika anak memarahi, terimalah dengan sopan.
Akibat pola asuh positif menurut Muhammad Fauzil Adhim bagi
Pendidikan anak adalah jika anak dibesarkan dengan lembut, penuh kasih sayang dan pengertian, maka perkembangan anak akan lebih cepat matang, cerdas jasmani dan rohani, serta berjiwa besar menghadapi kehidupan. Sebaliknya, anak yang dibesarkan secara kasar dengan pola asuh otoriter tanpa kasih sayang akan menjadi pemalu, minder, rentan jiwa bahkan menjadi anak yang liar, brutal, kasar dan tidak bermoral.
X
DAFTAR ISI
Judul halaman ................................................ .......................................... Aku
Persetujuan Penasihat .............................................. . .. . ........................ ii
Validasi ................................................. ................................................. iii
Kata Sandi .............................................. . ............................................... ... ... iv
Pertunjukan ................................................. .. .... ................................................ .. ..v
Kata Pengantar ............................................... .. ..... ............................ vi
Penyataan ................................................. .. ..... .............................................. . .... ... v
Melanjutkan ................................................. ... .. ............................................. ... ..ix
Daftar isi ............................................... .. ................................................. .. X
BAB I PENDAHULUAN
Sebuah sejarah ............................................... . . ............... 1
B. Konfirmasi Kondisi ............................................... ..... ............................ 7
C. Rumusan Masalah ............................................... ... ...... .. ................... 9
D. Tujuan dan manfaat penelitian ............................................... ..... ........ .......... .......... ..... ... 10
E.Kajian Pustaka .............................................. ................................... 10
F. Metode Penelitian ............................................... . .. .............. 11
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Konsep pola asuh yang baik (positive parenting) ...... 15
1. Pengertian pengasuhan orang tua (positive parenting) .............. 15
2. Prinsip Pengasuhan ............................................... .. ..... 16
3. Jenis Pola Asuh ............................................... ... .... .. ... 19
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan anak
(Pengasuhan Positif) ............................................... ..... ...... 23
5. Cara pendidikan menurut Islam ........................................ 24
B.Pendidikan anak ............................................... ..... .. ................. 25
1. Pengertian pengasuhan anak ............................................... ................... ......... 25
2. Fakta Pendidikan Anak ............................................... ......... ........ 28
xi
3. Tujuan Pendidikan Anak ............................................... .................. ...... ... 30
4. Prinsip pengasuhan anak ............................................... ................... ....... .. ... 32
5. Metode pendidikan anak ............................................... .... ........ ... 34
6. Tahapan Pendidikan Anak ............................................... .. 35
BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN MUHAMMAD FAUZIL
ADHIM TENTANG PENGASUH POSITIF
A. Biografi Muhammad Fauzil Adhim ........................... 39
1. Latar belakang sosial ............................................... ....... 39
2. Pendidikan dan pengalaman ............................................... ....... ..... 40
3. Aktivitas dan karir ............................................... .. .................... 40
4. Karya-karya Muhammad Fauzil Adhim ................................... 41
B. Pemikiran Muhammad Fauzil Adhim tentang Positif
Orang tua ............................................... . .... ...................... 42
1. Pola asuh positif menurut Muhammad Fauzil
Maju .............................................. . .. .. ................................... 42
2. Prinsip positif orang tua dalam pendidikan
Baik ................................................ . .............................. 43
3. Perwujudan orang tua yang positif dalam pendidikan
Baik ................................................ . ........................ 50
BAB IV ANALISIS KONSEP POSITIF PARENTING MENURUT
MOHAMMED FAUZIL ADHIM DAN PENGARUHNYA
UNTUK PENDIDIKAN ANAK
A. Analisis konsep orangtua positif menurut Muhamad
Fauzil Adhim ................................................ .. ........................63
B. Analisis implikasi konsep induk positif
Pendidikan anak ............................................... .. .. .............. 67
xii
BAB V PENUTUP
Sebuah kesimpulan ............................................... ... . . ............... 77
B.Saran ……………………………………………………………… 79
C.Penutupan ............................................................... ... .... ...................................... 80
BIBLIOGRAFI
LAMPIRAN
DAFTAR KISAH HIDUP PENULIS
1
BAB I
PERKENALAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi baik. Setiap
orang tua mengharapkan anak-anak mereka untuk patuh. Setiap orang tua akan bahagia
kalo anaknya pinter, dan banyak harapan lain buat anaknya, gimana
semuanya positif.
Padahal, setiap orang tua ingin menyekolahkan anaknya
baik dan sukses. Mereka berharap bisa berhasil membentuk anak itu
mereka berkepribadian, anak-anak yang beriman dan takut akan Tuhan
Satu-satunya, anak yang berakhlak mulia, anak yang diharapkan berbakti
kepada orang tua, anak yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat,
nusa, suku dan negara, juga agamanya. Namun, apa yang bisa dikatakan
terkadang harapan hanyalah harapan. mimpi tidak menjadi kenyataan
seperti punggung rindu bulan. Sebuah pernyataan yang sangat kontradiktif
harapan, bahkan ini perlu ditangani
Memperhatikan peristiwa negatif yang semakin umum terjadi
tidak terkecuali antara orang tua dan anaknya dalam masyarakat
di lingkungan umat Islam Republik Indonesia; karena fakta
dapatkah hal negatif terjadi dengan mudah? Secara umum, jawabannya adalah ya
karena kurangnya pendidikan atau karena krisis iman dan taqwa.
Karena kurangnya pendidikan, anak-anak bisa salah, nakal dan
tindakan yang salah dan keputusan yang salah. Akibatnya akan lebih buruk lagi
ketika ada kurangnya iman dan kurangnya kesalehan. Karena kurangnya iman, orang akan memiliki lebih banyak
dengan mudah mengayunkan dan mengayunkan imannya ke jalan yang tidak
Benar. Demikian pula, karena kurangnya kesalehan, orang akan dengan mudah melakukannya
kesalahan dan dosa.
1 M. Sahlan Syafei, Cara mendidik anak, (Depok: Ghalia Indonesia,
2002), hal. 15.
2
Seorang anak pada umumnya, bukan berarti dia tidak mengetahui perilaku ini
Menyakiti orang tua, baik itu ayah atau ibu, adalah salah dan termasuk
perilakunya tidak mendidik. Dia tahu betul siapa yang telah disayangi,
beri dia makan, kirim dia ke sekolah, rawat dia saat dia sakit.
Tapi kenapa banyak kejadian negatif yang dilakukan oleh anak-anak yang
disayangi oleh orang tua. Setelah tumbuh atau menjadi dewasa, anak-anak mengabaikan,
rasa sakit, siksaan, bahkan sampai membunuh orang tua seseorang
dia sangat terpuji dalam pengasuhan dan pendidikannya, tetapi lelaki tua ini
dia harus dihormati dan dimuliakan. Dengan kata lain, perilaku
tampak negatif karena kurangnya kesalehan anak,
karena anak belum punya atau mungkin belum tau mana yang benar
dan kewajiban anak kepada orang tuanya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan hingga dewasa, anak-anak
mereka memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan spiritual dan
Tentu saja. Memuaskan kedua kebutuhan ini sangat diperlukan
struktur, bimbingan dan perhatian. Meskipun setiap anak yang baru lahir
Namun, itu memang membawa potensi dan potensi pertumbuhan
pembangunan tidak terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia
orang dewasa, yaitu orang tuanya
Menurut Abraham Maslow, kebutuhan dasar manusia terdiri dari 5
tingkat. Pertama, kebutuhan fisiologis. Kedua, kebutuhan akan rasa aman dan
PERLINDUNGAN. Ketiga, kebutuhan sosial. Keempat, kebutuhan akan
harga. Kelima, kebutuhan aktualisasi diri 3 Lima kebutuhan
Pohon inilah yang kemudian dijadikan sebagai kunci motivasi belajar
manusia (perkembangan anak).
Dalam pandangan Islam, anak adalah amanah yang diemban
Allah kepada orang tuanya, oleh karena itu orang tua harus berhati-hati dan
menjaga kepercayaan. Manusia milik Tuhan dan orang tua berkewajiban
2 Sofyan Sori, Ketakwaan anak didik menurut Al-Qur'an dan Hadits, (Yogyakarta:
Fajar Pustaka, 2006), blz. 9-10. 3 M. Ngalim Purwanto, Onderwijspsychologie, (Bandung: Rosdakarya Youth: 2000),
hlm. 77-78.
3
mereka memimpin anak-anak mereka untuk mengenal Tuhan dan menghadapi diri mereka sendiri.
Oleh karena itu, sulit bagi orang tua untuk mengabaikan peran keluarga
pendidikan. Memiliki anak sejak bayi hingga usia prasekolah
lingkungan tunggal, yaitu keluarga. Oleh karena itu tidak mengherankan
Dikatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak terutama terbentuk
dari pendidikan hingga keluarga, dari bangun tidur hingga tidur
Di sini juga, anak menerima pengaruh dan pelatihan dari lingkungannya
terutama keluarga.
Keluarga, pertama-tama, adalah bidang pendidikan.
guru adalah orang tua. Orang tua (ayah dan ibu) adalah pendidik
tentunya pendidik bagi anak-anaknya, karena tentunya ibu dan bapak
yang diberikan oleh Tuhan dalam bentuk naluri orang tua. Dengan naluri ini muncul
bahkan cinta orang tua kepada anaknya
secara moral, keduanya merasa terbebani dengan tanggung jawab untuk memelihara,
mereka mengawasi dan melindungi serta membimbing keturunan mereka. 4
Ketika anak-anak terbiasa melakukan perbuatan baik sejak kecil,
maka anak itu juga akan menjadi pemuda yang baik. Orang tua juga akan
bahagia dunia dan akhirat, bahkan setiap guru dan pendidik.
Sebaliknya, jika dia terbiasa melakukan hal-hal buruk dan menyendiri
seperti binatang ia akan celaka dan rusak, dosa-dosanya akan sangat menyedihkan
dari orang tuanya. Selain itu, pengasuhan anak yang baik sangat penting
keseriusan. Hal ini sangat mendasar dalam pendidikan
dan wajib bagi setiap orang tua muslim.
Allah SWT Zei:
$ pκ š‰r'≈tƒ t⎦⎪ Ï% ©! $# (#θãΖ tΒ#u™ (#þθè% ö/ä3|¡ àΡr& ö/ä3‹ Î= ÷δ r&uρ #Y'$ tΡ $ yδߊθè% uρ â¨$ ¨Ζ9$# äο u'$yf Ït ø:$# u
$ pκ ön= tæ îπ s3 Í× ̄≈n=tΒ ÔâŸξÏî ׊# y‰Ï© ω tβθ ÝÁ÷ètƒ ©! $# !$ karena Anda memiliki ttΒ r& tβθ è=yèø tɗuρ $ ke tΒ âs∆÷σ ãƒ
4 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Studentenbibliotheek
2005), hal. 336-338.
4
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. para penjaga adalah malaikat yang keras, kejam dan tidak mendurhakai Allah SWT apa yang Dia perintahkan untuk mereka lakukan dan mereka selalu melakukan apa yang diperintahkan”. (Q.S At-Tahrim: 6)5
Muhammad Fauzil Adhim adalah seorang penulis handal
untuk keluarga dan pengasuhan anak. Fauzil menghabiskan masa kecilnya untuk
mengasah potensi kreatif mereka dalam dunia membaca dan menulis. Dia menulis di sekolah menengah
banyak puisi, cerita pendek dan drama. Jadi dan ketika seorang siswa
psikologi UGM Yogyakarta. Aktivis media yang produktif ini menulis untuk
berbagai media massa tanah air. Dia mulai sebagai kolumnis
berbagai majalah yang berhubungan dengan keluarga. Selain aktif menulis dan
saat mengajar di Fakultas Psikologi UII Yogyakarta, ia menulis buku pelajaran
untuk orang tua berjudul Jadikan Anak Suka Membaca (Al-Bayan, 2004).6
Penulis reguler kolom Parenting untuk majalah Suara Hidayatullah dan
Pengawas SDIT Hidayatullah, Yogyakarta berupaya melahirkan generasi
ulil-albab: generasi pilihan yang hidupnya jernih, berwawasan dan jernih
hatinya, jiwanya yang kuat dan imannya yang kuat, sebuah obsesi yang akan
dijelaskan dengan tajam dan menarik kepada orang tua yang positif. Berdasarkan
katanya, "Cerdas saja tidak cukup kalau orang tua mau mempersiapkan."
anak-anak dapat menjalankan amanat zamannya. Cerdas saja
tidak cukup bagi orang tua untuk ingin dapat mempertahankan dunia di dalam diri mereka
tangan dan mengisi jiwa dengan iman kepada Allah SWT. Sangat
Anak-anak dilahirkan untuk era yang berbeda dari yang lama. Dari
Oleh karena itu, menjadi orang tua harus dibekali dengan ilmu yang cukup. Baru saja
memberi uang dan menempatkan mereka di sekolah terbaik tidaklah cukup
membuat anak-anak ini menjadi manusia unggul. Mengapa begitu banyak hal
yang tidak dapat dibeli dengan uang.
5 Jamal Abdul Rahman, Nasehat Membesarkan Anak Menurut Nabi, (Semarang: Pustaka
Adnan, 2005), hal. 10. 6 Mohammad Fauzil Adhim, Membuka Jalan ke Surga, (Bekasi: Pustaka Inti, 2004),
hlm. 200.
5
Berapa banyak anak yang rapuh jiwanya, meski masih hidup
di rumah-rumah yang dibangun dengan baik. Mereka mengambil semuanya
orang tuanya, berupa; perhatian, kejujuran dan kasih sayang.
Berapa banyak orang tua yang merasa telah memberikan bekal terbaik
dengan memasukkan anak ke sekolah dasar. Yang mana
memang terjadi, anak-anak ini melemah semangatnya karena tidak demikian
mereka telah mengalami tantangan, dukungan, dorongan dan penghargaan
seimbang “Ayam mereka seolah-olah menjadi ayam suwir yang mudah patah
angin yang berhembus'.
Menurutnya, “orang tua perlu memikirkan bagaimana caranya
menjalankan tugas orang tua dengan baik, yaitu mengasuh, mendidik,
dan mendidik anak dengan cara yang positif”. Orang tua harus bisa memberikan stimulasi
menunjukkan inisiatif mereka, dorongan mereka
sambutan yang tulus dan perhatian yang hangat untuk semua orang
kebaikan yang mereka lakukan. Orang tua harus mengembangkan inisiatif
positif dan mengambil pendekatan positif. Ini adalah pola asuh yang positif
“Sebenarnya setiap anak terlahir jenius, tapi orang tua memang jenius
mereka memancarkan kecemerlangan mereka dalam enam tahun pertama." Itu sebabnya
Pernyataan Buckminster Fuller seperti dikutip dari Dryden dan Vos
dalam buku The Learning Revolution. Menurut Fuller, anak jenius
itu menguap begitu saja karena kesalahan orang tua dalam perawatan
ini. Tentunya sebagai orang tua atau pendidik, Anda tidak ingin menjadi seseorang
orang tua yang merusak potensi dan semangat belajar anak
seperti Fuller. Namun disadari atau tidak, orang tua sering melakukannya
kesalahan dalam membesarkan anak. Apa itu sebenarnya
mereka sering menyebabkan orang tua melakukan kesalahan dalam membesarkan anak
dia.
Muhammad Fauzil Adhim menyebutkan setidaknya dua hal
menimbulkan kebingungan di kalangan orang tua tentang perlakuan terhadap anak. Pertama,
7 M. Fauzil Adhim, Pola Asuh Positif: Cara Islami Membangun Karakter
Positif pada Anak Anda, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2006), σελ. 15-16.
6
kurangnya pengetahuan tentang pola asuh Orang tua bisa menjadi orang yang
berpendidikan tinggi, tetapi seringkali pengetahuan yang diperoleh ditransfer ke bank
Perguruan tinggi adalah ilmu yang harus disiapkan untuk diperoleh
karir yang lebih tinggi, sementara itu tidak cukup
persiapan menjadi ibu. Kedua, qalbiyah masif
(jatuh hati) orang tua tidak dipedulikan. Orang tua mengalaminya sendiri
kelaparan rohani jika dia harus memberi makan anak-anak rohani, orang tua
mereka seringkali tidak cerdas secara emosional dalam hal membimbing anak-anak
terhadap kecerdasan emosional, bahkan orang tua sering kekurangan kehebatan
jiwa pada saat itu harus melatih anak-anak untuk menjadi murah hati.
Lalu apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pola asuh dan pola asuh?
bagaimana membesarkan anak agar pendidikan yang mereka berikan tidak
tidak hanya tidak membunuh semua kebaikan mereka, tetapi juga mendorong inisiatif
mereka, mendorong semangat mereka, menunjukkan penerimaan yang tulus,
dan mereka memberikan perhatian hangat pada semua kebaikan yang mereka lakukan
Saya lakukan? Salah satu jawaban atas pertanyaan ini adalah bahwa orang tua harus
mengembangkan inisiatif positif dan mengadopsi pendekatan positif
membesarkan anak disebut pola asuh positif.
Pola asuh positif terdiri dari beberapa modul. Pertama ide dasarnya
mata pelajaran. Kedua, sikap dasar yang harus dimiliki orang tua
menerapkan pola asuh positif. Ketiga, prinsip-prinsip penting menjadi manusia
tua positif. Keempat, itu adalah lambang pola asuh positif untuk
untuk meningkatkan potensi positif anak, kecerdasan mentalnya,
emosi mereka, tetapi juga impuls moralistik-idealistik mereka
mereka datang dari cahaya karat mereka
Berangkat dari pernyataan di atas, penulis tertarik
lihat lebih dekat bagaimana konsep Orang Tua Positif menurut
Muhammad Fauzil Adhim dan bagaimana konsep ini tersirat
untuk pendidikan anak-anak.
8 Neni Rohaeni, “Membesarkan Anak Menjadi Positif (Orang Tua Positif)”, http://
kd.Cibiru.UPI.edu
7
B. Konfirmasi Persyaratan
Untuk menghindari kesalahan dalam pemahamannya
Saat menulis disertasi, penting untuk memastikan istilah yang terkait dengan judul
naskah. Adapun istilah, penulis menekankan makna
adalah sebagai berikut:
1. Pengertian
Istilah konsep berasal dari bahasa Inggris concept9 yang berarti
etimologi berarti ide atau prinsip yang berkaitan dengan atau terkait dengan
dengan sesuatu 10 atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya
sebagai rencana, garis besar surat, ide atau konsep.11 Dalam kamus
Konsep dimaknai secara epistemologis sebagai gagasan atau
konsep yang disarikan dari fakta-fakta konkrit.12 Dalam tesis ini
adalah konsep orang tua positif yang terlibat dalam pendidikan
baik.
2. Orang tua yang positif
Definisi ini dibagi menjadi dua kata, yaitu sebagai berikut:
"Positif" berarti baik, "orang tua" berarti orang tua, yaitu ayah dan
ibu, ditambah kata kerja "ing" yang berarti gaya pengasuhan.
Ratna Megawangi, seorang muslimah dengan gelar PhD dan seorang perintis
Pendidikan Indonesia berlandaskan karakter, mengacu pada “Parenting”.
suasana kegiatan belajar mengajar yang tidak menekankan “kehangatan”.
menuju pendidikan sepihak atau tanpa emosi. Istilah "Orang Tua"
9 John M. Echols dan Hasan Shadily, Indonesian English Dictionary, (Jakarta: Gramedia,
2000), Cet.3, hal. 135. 10 Konsep, ide, atau prinsip yang dikaitkan dengan sesuatu, seperti A.S. Hornby,
Oxford Advanced Learner's Dictionary, (Orang Amerika: Oxford University Press, 2000), blz. 252. 11 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hal. 588. 12 Ibid 13 John M. Echols and Hasan Shadily, ό.π. Π. 300.
8
memberikan suasana bahwa pendidikan itu sama hangatnya dengan suasana di dalamnya
keluarga.14
Jadi "pengasuhan positif" adalah gaya pengasuhan yang baik,
yang telah terbukti memberi anak kemampuan
perkembangan mental dan fisik yang baik, termasuk perkembangan emosional dan
sosial.
3. Konsekuensi
Konsep berarti keterlibatan atau keadaan terlibat. 15 Untuk berjaga-jaga
inilah konsep Positive Parent menurut Muhammad Fauzil Adhim
berpengaruh pada pengasuhan anak.
4. Pendidikan untuk anak-anak
Secara sederhana pendidikan dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk membangun kepribadian mereka sesuai dengan nilai-nilai batin
masyarakat dan budaya.
Untuk memperkuat konsep pendidikan, berikut ini dikemukakan
definisi pendidikan:
Sebuah. Pelatihan menurut Ali Asraf
“melatih kepekaan siswa sedemikian rupa sehingga sikap hidupnya, tindakan dan keputusannya, serta pendekatannya terhadap segala macam ilmu pengetahuan, diatur oleh nilai-nilai moral Islam yang dipegang teguh”.16
Artinya upaya mendidik perasaan peserta didik agar dalam sikap, tindakan, keputusan atau pendekatannya terhadap ilmu apapun dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual dan sangat menyadari nilai-nilai moral Islam.
ya. Menurut Ahmad D. Marimba yang dikutip Ahmad Tafsir,
Pendidikan adalah bimbingan sadar atau kepemimpinan dari
14 Ratna Megawangi, Ruang Pengasuhan Karakter, (Bandung: Baca! Penerbit,
2007), ya. 13. 15 Tim Pusat Pengembangan Kamus Pembinaan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar
Indonesisch, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), blz. 445. 16 Syed Ali Ashraf, New Horizons in Muslim Education, (Cambridge: Hodder en
Stoughton, 1985), hlm. 24.
9
guru untuk perkembangan fisik dan mental siswa
kepada tokoh utama
Yang dimaksud dengan mengasuh anak di sini adalah usaha sadar,
sistematis dan bertujuan untuk mendorong, membantu dan mempengaruhi
child.18 (dari lahir sampai pubertas) untuk tumbuh menurut
nilai menuju kedewasaan anak sesuai dengan cita-cita pendidikan
diinginkan oleh orang tuanya. Menurut penyusun pendidikan, ya
upaya sadar orang tua untuk mendidik anak-anak mereka
kematangan dalam bentuk bimbingan, arahan menggunakan beberapa
metode dalam pendidikan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan sejarah masalah yang ditunjukkan di atas
maka ada beberapa masalah yang menjadi pokok kajian penulis
skenario ini, khususnya:
1. Bagaimana konsep positive parenting menurut Muhammad Fauzil
Adheem;
2. Apa implikasi dari konsep pendidikan positif menurut Muhammad
Fauzil Adhim dalam membesarkan anak?
D. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam tesis ini adalah penemuan
Konsep Orangtua Positif menurut Muhammad Fauzil Adhim dan
mengetahui implikasi pemikiran Muhammad Fauzil Adhim pada
pendidikan anak.
17 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung:
Rosdakarya, 2004), hal 24. 18 Menurut Agus Sujanto tahapan perkembangan seseorang meliputi: 1) masa kanak-kanak
anak (dari lahir sampai 5 tahun). 2) pemuda (usia 6-12 tahun); 3) masa remaja (usia 13 – 18 tahun untuk perempuan dan 22 tahun untuk laki-laki). Masa remaja merupakan masa transisi menuju masa dewasa. Lihat Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, ed. 7 (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), h.1, lihat juga H Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Juvenile Rosdakarya, 2000), hlm. 20-21.
10
2. Manfaat penelitian
Manfaat riset adalah :
Sebuah. memberikan informasi tentang standar pendidikan Islam kontemporer
mengembangkan kecerdasan dan kekuatan spiritual, yaitu
pola asuh positif kepada orang tua dan calon guru.
ya. membangkitkan kembali tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan
anak-anaknya.
Sedang mengerjakan. memperluas wawasan orang tua dalam bidang pendidikan bagi anak.
E.Kajian Pustaka
Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
tinjauan pustaka sebagai landasan berpikir, literatur yang digunakan oleh penulis adalah
beberapa hasil penelitian kelulusan. Bagian dari tinjauan literatur
diantaranya adalah:
Diantara peneliti yang mempelajari Mohammad Fauzil Adhim
saudara laki-laki:
Nuril Lathifah (3199220) dari Sekolah Pendidikan IAIN Walisongo
Semarang tahun 2005 dengan tesis berjudul “Konsep Keluarga Muslim
menurut Muhammad Fauzil Adhim dan akibatnya bagi pendidikan anak'
dalam artikel ini beliau menjelaskan bagaimana konsep keluarga muslim yang ideal itu muncul
menurut Islam dan apa dampaknya bagi pendidikan anak.
Siti Farida (3101240) van IAIN Walisongo's Tarbiyah School
Semarang tahun 2006, thesistitel “Metode Pendidikan Moral di
Anak prasekolah menurut Muhammad Fauzil Adhim” dalam artikel ini
menjelaskan bahwa metode yang digunakan untuk pendidikan moral
TK adalah dengan metode cerita.
Wahyudi (3100340) van IAIN Walisongo's Tarbiyah School
Semarang tahun 2005 dengan tesis berjudul “Konsep pendidikan remaja
Mumayyiz menurut Muhammad Fauzil Adhim dalam edisi majalah Hidayatullah
2002-2003" dalam artikel ini menjelaskan sejauh mana pendidikan dalam waktu
11
mumayyiz dan bagaimana metode yang benar untuk anak-anak. Penelitian ini lebih
menekankan pendidikan anak usia dini.
Di antara karya ilmiah yang disebutkan di atas, tidak ada pembahasannya
konsep pola asuh positif menurut Muhammad Fauzil Adhim en
berpengaruh pada pengasuhan anak. Jadi penelitian ini berbeda
penelitian di atas.
Sebagai post penelitian, pemikiran Muhammad Fauzil diharapkan dapat dikaji
Adhim akan lebih mendalami, intensif dan posesif dalam bentuk skripsi ini
kepentingan akademik yang lebih besar, baik dari segi isi dan metode.
F. Metodologi Penelitian
Pada hakekatnya penelitian adalah suatu kegiatan untuk menemukan,
mengembangkan atau mempelajari pengetahuan. Oleh karena itu penelitian
itu harus didasarkan pada penelitian dan pengumpulan data dengan analisis
wajar untuk tujuan tertentu.
1. Jenis penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif. Seperti yang didefinisikan
menurut Bogdan Taylor adalah proses penelitian yang menghasilkan data
deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku
dapat diamati 19
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi berpikir,
yang mengkaji kehidupan individu dan hubungannya dengan masyarakat.
Sedangkan pendekatan deskriptif bertujuan untuk menangkap
sistematis dan hati-hati mendokumentasikan beberapa bidang.20
3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data secara tertulis
tulisan ini adalah
19 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000), hal 3. 20 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikatif, (Bandung: Pemuda Rosda Karya,
1995), hal. 222.
12
Sebuah. Metode penelitian kepustakaan.
Ini tentang menemukan data dengan mencari
buku, berbagai literatur dan melihatnya.
ya. Metode wawancara
Metode wawancara adalah metode yang digunakan dalam
pengumpulan data menggunakan teknik tanya jawab
secara langsung dan sistematis berdasarkan tujuan pendidikan
Metode ini digunakan untuk mengunduh data dari Muhammad Fauzil
Wawancara Adhim langsung untuk
mencari informasi tentang konsep Orang Tua Positif khususnya
Wawancara berlangsung pada hari Jumat, 11 April 2008 pukul
10.30-11.
Sedang mengerjakan. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pencarian data tentang
benda atau variabel dengan banyak catatan, transkripsi,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, risalah, agenda rapat dan
dll.22 Makna mengumpulkan data dari pikiran
Muhammad Fauzil Adhim baik berupa kitab maupun kitab suci
tulisan lain, seperti dokumen atau artikel. Data dikumpulkan dari
penulis meliputi:
1. Primer Data
Artinya, data otentik atau data tangan pertama tentangnya
Masalah yang diangkat juga disebut sebagai data asli. Fakta
Masukan utama untuk penulisan tesis ini berasal dari buku Positif
Orang tua, cara islami untuk mengembangkan karakter positif
anakmu oleh Muhammad Fauzil Adhim, diterbitkan
oleh penerbit P.T. Mizan Pustaka anggota IKAPI, Bandung
21 Sutrisno Hadi, Research Methodology, deel 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), p.
193. 22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, edisi revisi,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), blz. 206.
13
2006 dan juga wawancara langsung dengan Muhammad Fauzil
Adhim.
2. Data detik
khususnya berbagai literatur yang relevan dengan judul
Skripsi ini diambil dari tulisan Muhammad Fauzil
Adhim dan buku-buku lain yang mendukung pembahasan materi
tesis ini. Data sekunder adalah data yang dapat dimasukkan
sumber data primer.
4. Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data.
Pada tahap ini, penulis menggunakan beberapa metode yang diperhatikan
perwakilan untuk melengkapi pembahasan penelitian ini, op
diantara mereka:
Sebuah. Metode deskriptif
Ini adalah sistem penulisan sebagai deskripsi
realitas dan fenomena sebagaimana dipilih oleh persepsi
tema. Metode ini terutama digunakan untuk menjelaskan pendapat
Muhammad Fauzil Adhim tentang pola asuh dengan relasi positif
dengan pendidikan anak.
Dalam hal ini, analisis juga difokuskan pada penyebab atau
alasan munculnya teori pengasuhan positif yang diusulkan,
menganalisis dalam situasi atau kondisi apa
sehingga diperlukan pola asuh yang positif, dari permasalahan yang ada,
apa solusi yang tepat untuk solusinya.
ya. Metode analisis isi
Ini adalah analisis isi. Metode ini digunakan untuk
mengenali, mempelajari, dan kemudian menulis
dalam apa yang sedang diteliti.
Untuk menerapkan metode ini terkait analisis isi
dengan data, kemudian data yang ada, baik dari sumber primer
atau sekunder, yang kemudian dianalisis memiliki tiga syarat yaitu
14
objektivitas, pendekatan sistematis, dan generalisasi.23 Artinya, segalanya
data yang dianalisis harus menunjukkan generalisasi, yaitu
temuan harus memiliki kontribusi teoritis.
Sedang mengerjakan. Metode intermiten
Ini adalah metode yang menggunakan karya bentuk selanjutnya
selami, untuk menangkap makna dan nada yang diinginkan karakter
khususnya.24
Metode ini digunakan untuk menafsirkan niat dan
pandangan pemikiran Muhammad Fauzil Anhim. Langkah
diambil:
1. Mengumpulkan sumber data berupa tugas yang mereka diskusikan
Pemikiran Muhammad Fauzil Adhim tentang Konsep Positif
untuk membesarkan anak.
2. Baca dan selami proyek nanti
mengungkapkan deskripsi yang disajikannya.
23 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rakesa, 1998),
Π. 49. 24 Sudarto, Philosophical Research Methodology, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), σελ. 63.
15
BAB II
DASAR TEORI
A.Gaya pengasuhan
1. Pahami Norma Pengasuhan
Mengasuh anak adalah pekerjaan dan keterampilan orang tua
untuk membesarkan anak. Menurut Fauzil adhim, membesarkan anak adalah sikap orang tua
terhadap anak mempengaruhi cara orang tua memperlakukan anak,
pengasuhan dan perawatan anak, menangani perilaku anak dan
kejahatan anak.1
Menurut Chabib Thoha, mengasuh anak adalah cara terbaik
diambil oleh orang tua dalam pendidikan anak sebagai acara
dari rasa tanggung jawab terhadap anak.2 Menurut standar M. Shohib
Pendidikan merupakan upaya orang tua untuk itu dilakukan
klasifikasi lingkungan, lingkungan alam, lingkungan budaya, atmosfer
psikologis dan perilaku yang muncul pada saat perjumpaan
dengan anak-anak.3
Pendapat lain disampaikan Khon, yaitu pola asuh
sikap orang tua terhadap anaknya. Sikap tersebut dapat dilihat pada
aspek yang berbeda, termasuk bagaimana orang tua memberikan aturan kepada anak,
cara memberi hadiah dan hukuman, cara menunjukkan kepada orang tua
otoritas dan bagaimana orang tua memberi dan menanggapi keinginan
jenis.4
Itulah yang dimaksud dengan parenting
bagaimana orang tua membesarkan anak baik secara langsung
langsung maupun tidak langsung, yang mengacu pada semua perilaku orang tua dalam praktek sehari-hari
agar anak-anaknya dapat melihat dan melihat, dengan
1 Muhammad Fauzil Adhim, Kikker Kikker, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1996),
P.12.2 Chabib Thoha, Kapita Selecta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
P. 109. 3 M. Shohib, Parenting Parents, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), typ. I, blz. 15. 4 Chabib Thoha, Ibid., blz. 110.
16
harapan yang diberikan kepada anak (orang tua) akan berdampak
positif untuk kehidupan di masa depan. 5
Cara melatih secara langsung diartikan sebagai bentuk
pola asuh yang berhubungan dengan pembentukan kepribadian,
kecerdasan dan keterampilan sengaja diwujudkan baik dalam bentuk
perintah, larangan, hukuman, menciptakan situasi dan hadiah
sebagai alat pendidikan. Pelatihan bersifat tidak langsung berupa contoh-contoh
kehidupan sehari-hari, ucapan, kebiasaan, gaya hidup, hubungan
antara orang tua dan keluarga, masyarakat dan hubungan perkawinan.
Dari berbagai definisi pola asuh di atas dapat diperoleh
kesimpulan diantaranya:
Sebuah. Gaya pengasuhan adalah sikap dan perilaku orang tua
berurusan dengan anak-anak.
ya. Sikap dan perilaku orang tua dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
diantaranya adalah:
1) cara orang tua mendisiplinkan anak;
2) cara orang tua mempengaruhi emosi anak;
3) cara orang tua mengontrol anak;
2. Prinsip-prinsip membesarkan anak dalam Islam
Setidaknya ada empat prinsip yang harus diingat orang tua
dalam pendidikan anak-anaknya, yaitu dalam pendidikan fitrah anak (al-
muhafazoh), pengembangan potensi anak (at-tanmiyah), ada indikasinya
murni (at-taujih), bertahap (at-tadarruj). 6
1) pelestarian fitrah anak (al-muhafazoh)
Usaha orang tua dalam mendidik anaknya
anak, itu harus didasarkan pada fakta bahwa setiap anak dilahirkan
keadaan alam (sakral) yang diyakini dalam Islam. 7
5 Chabib Thoha, op. kota,. P. 110. 6 Ummi Shofi, Agar Cahaya Mata Lebih Bersinar: Nasihat Pendidikan di Jalan Nabi,
(Druk: Afra Publishing, 2007), ja. 9-11. 7 Khabib Thoha, ό.π. cit., hal. 9.
17
Fitrah disini berarti keadaan penciptaan manusia
cenderung menerima kebenaran. Secara alami, orang cenderung dan
mencoba untuk menemukan dan menerima kebenaran, jika saja
yang tinggal di hati kecilnya.8
Firman Allah Surat ar-Rum ayat (30):
Jadi tegakkan wajahmu untuk agama, tegak, sifat bawaan Tuhan yang di atasnya manusia diciptakan.
"Maka maka luruskan wajahmu, wajahmu lurus ke agama Allah. (Tetap) sifat Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah ini. Tidak ada perubahan pada sifat Allah. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui" (QS.Ar-Ruum: 30)9
Orang tua merupakan faktor lingkungan yang dominan bagi anak
anak. Pendidikan yang diberikan kepada anak harus selalu diusahakan
untuk menjaga fitrahnya yaitu berdoa kepada Allah SWT berpegang teguh
ikuti Al-Qur'an dan ikuti sunnah Rasulullah SAW.
misalnya mengajarkan anak membaca basmalah setiap saat
lakukan semuanya dan ucapkan alhamdulillah kapan
Selesaikan itu? ajari anak untuk selalu bersyukur
selalu ucapkan hamdala saat anak berhasil
apapun, sekecil apapun. Orang tua harus selalu mengawasi
dan mengenalkan Allah kepada anak-anak dengan kalimat dzikir.
2) Pengembangan potensi anak (at-tanmiyah)
Anak-anak memiliki potensi besar ketika dirangsang dengan itu
baik sejak usia dini, karena perkembangan spiritual anak dapat tercapai
usia emas 0 sampai 4 tahun. Anak-anak juga punya itu
rasa ingin tahu yang intens pada usia ini, jadi
itu memungkinkan Anda untuk memberikan banyak hal di usia muda.
8 Muhaimin en Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: Studi Filsafat και
Kerangka Dasar Operasional, (Bandung: Trigenda Works, 1993), σελ. 15. 9 Soenarjo dkk, al-Qur'an dalam Tafsirnya, (Semarang: Alwaah, 2003), σελ. 645.
18
3) Adanya petunjuk yang jelas (at-taujih)
Itu berarti memimpin anak-anak menuju kesempurnaan,
mengajarinya beberapa aturan diniyah tetapi tidak menaati semuanya
permintaan seorang anak yang tidak baik untuk dirinya sendiri di masa kecilnya
baik anak-anak maupun setelah remaja dan dewasa 10 Perawatan Anak
dengan menuruti semua permintaannya dia akan melahirkan seorang anak
mentalitas diktator.
Potensi laten pada manusia adalah bawaan
itu akan menjadi kekuatan pendorong dan faktor penentu baik kepribadian dan sumber daya
untuk mengabdi kepada Allah sampai petunjuk-Nya
Perkembangan alam harus mengarah ke arah yang jelas11
4) Secara bertahap (at-tadaruj)
Pelatihan anak harus dilakukan dengan kesabaran dan kesabaran
bersabarlah, jangan terburu-buru melihat hasilnya, tapi bertahap
sedikit demi sedikit sampai anak paham dan mengerti apa itu
kami belajar. Pelatihan harus dilakukan secara bertahap sesuai
dengan tahap perkembangan dan usia anak. Putranya akan
mudah menerima, memahami, mengingat dan mempraktekkan kapan
pelatihan dilakukan secara bertahap
Pendidikan adalah proses yang sangat panjang dan tidak
berakhir agar dalam penerapannya tidak berakhir seperti itu
dalam penerapannya harus bertahap, baik dalam pendidikan
keyakinan, ibadah, moral, fisik, sosial, psikologis dan lain-lain.
Perawatan untuk anak harus dilakukan dengan hati-hati secara bertahap
pertumbuhan dan perkembangan anak, begitu pula ketika menjadi orang tua
memberikan bimbingan yang dapat diterima dengan mudah oleh anak-anak
keahlian.
10 Umm Shofi, op. cit., p. 11. 11 Jalaluddin, Pedagogische theologie, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), typ. 1,
Π. 1. 12 Irwan Prayitno, Membangun Potensi Anak: Tugas Pendidikan dan Pengembangan
Anak Sholeh dan Anak-anak, (Revisi: Buklet Tartibuana, 2003), cet, II, hlm. 1.
19
3. Tipe orang tua
Ada beberapa karakteristik pola asuh yang diwarisi oleh anak
orang tua dan pendidik. Masing-masing memiliki implikasi
setiap anak. Secara umum, ada 3 pola asuh yang diterapkan
untuk anak-anak, khususnya: 13
Sebuah. Pola asuh otoriter
Ini adalah cara membesarkan anak
kepemimpinan otoriter, kepemimpinan otoriter memiliki ciri-ciri misalnya
bimbingan atau pengasuhan anak di mana semua kebijakan dicatat,
Langkah-langkah dan tugas yang harus dilakukan bersifat agresif dan tidak emosional.
Gaya pengasuhan otoriter ditandai dengan pola asuh
aturan ketat, yang sering memaksa anak-anak untuk berperilaku
seperti babysitter, kebebasan untuk bertindak atas tanggungan Anda sendiri
sipil. Anak jarang diajak berinteraksi dan bertukar pikiran
dengan orang tua atau wali, percaya bahwa anak-anak harus
dia adalah tempatnya ditugaskan, karena didikan otoriter ini
mengharuskan semua aturan untuk diikuti oleh anak.
Pola asuh otoriter juga ditandai dengan penggunaan
hukuman keras, lebih banyak hukuman fisik, semua dibutuhkan
Anak-anak juga diatur oleh aturan yang ketat, dan masih demikian
dikenakan bahkan jika mereka telah mencapai usia mayoritas. Anak-anak
yang muncul dalam situasi seperti itu bersifat seperti itu
ragu-ragu, kepribadian lemah dan tidak mau mengambil keputusan
untuk apapun.14
Orang tua otoriter atau pendidik dicirikan sebagai manusia
orang tua atau guru yang otoriter dan egois
proses pendidikan, menuntut kepatuhan, tidak
menggunakan pujian dan ganjaran serta mengutamakan hukuman
sebagai alat pendidikan.
13 Sama. hal. 111
20
Perilaku yang mungkin menjadi ciri orang tua otoriter atau pendidik antara lain sebagai berikut. 1) Anak harus mematuhi peraturan orang tua atau pendidik,
dan tidak ada keberatan yang dapat diajukan 2) Orang tua atau guru lebih mungkin menemukan kesalahan
atas nama anak dan kemungkinan untuk menghukumnya 3) Jika ada perbedaan pendapat antara orang tua atau guru
dengan seorang anak, seorang anak dianggap sebagai orang yang suka berkelahi dan melawan
4) Lebih cenderung memberi perintah dan larangan kepada anak.
5) Lebih mungkin dihukum 6) Orang tua atau guru lebih cenderung memutuskan
segalanya untuk anak dan anak hanya sebagai pelaksana (orang tua atau pendidik) 15
Ciri-ciri di atas menunjukkan bahwa pola asuh bersifat otoriter
itu adalah pola yang berorientasi pada orang tua atau pendidik. Perusahaan ibu
atau pendidik sebagai sumber segalanya, sedangkan anak sebagai
pelaku saja. Dan juga sedikit atau tidak ada pendapat
inisiatif anak. Pola otoriter ini berbahaya bagi anak-anak dan seterusnya
dalam masyarakat, karena anak tidak mengenal dan tidak mengerti
identitas, yang sering membuat mereka berperilaku tidak pantas.
Misalnya, anak sering membuat masalah atau anak sangat pasif pada dirinya sendiri
Kerugian yang dialami anak tidak dapat mengembangkan potensinya
kemungkinannya.
ya. Pola asuh yang permisif
Pola asuh permisif adalah kebalikan dari otoriter.
Pola asuh permisif adalah pola asuh yang berpusat pada anak
dimana anak memiliki banyak kebebasan untuk memutuskan
apa pun yang diinginkan hingga titik di mana tidak ada batasan
aturan atau larangan dari orang tua atau guru.
Pola asuh ini ditandai dengan cara orang tua atau guru
dalam pendidikan anak gratis. Anak-anak dianggap orang dewasa atau
muda, dengan banyak kesempatan untuk melakukan segalanya
15 Zahari Idris, Onderwijsprincipes, (Padang: Angkasa Raya, 1987), hal. 39-40.
21
diinginkan. Kontrol oleh orang tua atau guru juga sangat lemah
tidak memberikan bimbingan yang berarti kepada anaknya. Semua
apa yang akan dilakukan anak nanti adalah benar dan tidak perlu
menerima teguran, petunjuk atau petunjuk. 16
Pada dasarnya orang tua atau pendidik yang permisif berusaha
penerimaan dan pendidikan sebaik mungkin, namun cenderung sangat pasif
ketika datang untuk menetapkan batasan atau bereaksi
Tidak patuh. Pola permisif tidak terlalu menuntut, dan memang tidak
mereka menetapkan tujuan yang jelas untuk anak-anak karena mereka percaya bahwa anak-anak
itu harus berkembang sesuai dengan kecenderungan alaminya.
Ciri-ciri perilaku orang tua atau pendidik permisif yang dijelaskan oleh Zahari Idris adalah sebagai berikut. 1) Biarkan anak bertindak secara mandiri tanpa pengawasan dan
membimbingnya. 2) Membesarkan anak dengan acuh tak acuh, pasif dan acuh tak acuh 3) Lebih menentukan pemenuhan kebutuhan materi
anak 4) Biarkan saja apa yang dilakukan anak (dan
memungkinkan kebebasan untuk mengatur diri sendiri tanpa resep aturan dan peraturan).
5) Kurangnya keintiman dan hubungan yang hangat dengan keluarga dan teman sebaya
Jika pola asuh otoriter dibandingkan dengan pola asuh permisif
ada kepastian bahwa ada peluang lebih tinggi untuk mendapatkan lebih banyak
ketemu anak, kepribadiannya sedikit lebih terbangun, karena
Anak lebih terbiasa untuk bisa mengatur dirinya sendiri
tanpa bergantung pada orang lain. Namun, ada juga peluang
menciptakan anak yang berjiwa sosial karena anak sudah terbiasa
Melakukan apapun yang Anda inginkan.
Sedang mengerjakan. Pola asuh yang demokratis
Pengasuhan demokratis ditandai dengan pengakuan orang
orang tua atau pendidik tentang kemampuan anak. Anak-anak mendapat kesempatan
16 Chabib Thoha, ό.π. cit., hal. 112. 17 Zahari Idris, ό.π. cit., hal. 41.
22
mereka tidak selalu bergantung pada orang tua atau guru. Penglihatan
Pendidik orang tua memberi anak sedikit kebebasan memilih
apa yang terbaik untuknya. Anak-anak didengarkan, pendapat mereka diperhitungkan
dalam diskusi, terutama yang berkaitan dengan kehidupan
anak itu sendiri. Anak diberi kesempatan untuk berkembang
melakukan kontrol internalnya dengan sangat lambat
bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Anak-anak berpartisipasi dan memberi
kesempatan untuk berpartisipasi dalam keprihatinan hidupnya.
Motif demokratis digambarkan sebagai orang tua atau
guru yang memimpin tetapi tidak mengatur,
menjelaskan apa yang mereka lakukan dan memungkinkan
anak-anak berkontribusi untuk membuat keputusan penting. Rakyat
Orang tua menghargai kemandirian anak-anak mereka, tetapi mereka sangat menuntut anak-anak mereka
memenuhi standar tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarga, teman
dan tidak ada tempat yang diberikan kepada masyarakat dan perilaku kekanak-kanakan
Dengan demikian, pola asuh demokratis memiliki hubungan timbal balik
antara anak dan orang tua atau pendidik di alamat tersebut
dan memenuhi kewajibannya masing-masing. Dalam pola ini tidak ada apa-apa
siapa pun yang mendominasi, setiap orang memiliki kesempatan yang sama
dalam menentukan keputusan dan tindakan.
Namun Prof Dr Abduh Azizi El-Qussy mengutip
oleh Chabib Thoha menyarankan, tidak semua orang tua atau
Guru harus mentolerir anak-anak. menjadi benda
Beberapa orang tua atau guru perlu melakukan intervensi, misalnya:
1) dalam situasi yang membahayakan nyawa atau keselamatan anak.
2) lahir hal-hal yang dilarang untuk anak-anak dan tidak ada alasan yang terlihat lahir
3) permainan yang menyenangkan bagi anak-anak, tetapi menyelubungi suasana yang mengganggu ketentraman umum
18 Lawrence S. Shopiro, Teaching Emotional Intelligence, (Jakarta: Gramedia,
1999), hal. 28. 19 Chabib Thoha, loc.cit.
23
Pola asuh dan sikap orang tua atau guru bersifat demokratis
mereka membuat komunikasi dialogis antara anak-anak dan orang-orang
orang tua atau guru. Dan ada kehangatan yang dirasakan anak-anak
penerimaan dalam keluarga atau masyarakat menjadi pendorong baginya
perkembangan positif anak.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan anak
Diana Baumrind, seperti dilansir Paul Henry Mussen
menyoroti banyak aspek perilaku orang tua terhadap anak-anak, antara lain
Tetapi:
Sebuah. aspek pengendalian, merupakan upaya untuk mempengaruhi aktivitas
berdasarkan tujuan atau sasaran, mengubah perilaku
tergantung, agresif dan menyenangkan dan mendorong introversi
teladan orang tua.
ya. aspek persyaratan kematangan, dengan penekanan pada penampilan
kematangan intelektual, sosial dan emosional.
Sedang mengerjakan. Aspek komunikasi antara orang tua dan anak, menggunakan penalaran
patuh, minta pendapat dan perasaan anak.
Hai. aspek pengasuhan orang tua, termasuk kehangatan (cinta, perhatian);
dan kegembiraan), dan keterlibatan (pujian dan kegembiraan di luar
sukses). 20
Selain itu, Elizabeth mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku orang tua sebagai berikut: 1) keinginan memiliki anak; 2) kebahagiaan orang ingin sedikit atau tidak punya anak
Saya tidak ingin punya anak. 3) kondisi fisik selama kehamilan; seperti yang dirasakan calon ibu
sehat, mereka akan lebih menguntungkan (baik) daripada calon ibu yang menderita penyakit.
4) kondisi selama kehamilan. 5) mimpi dan fantasi calon ibu. 6) pengalaman pertama yang baik, diharapkan calon orang tua
bertanggung jawab untuk merawat adik laki-lakinya di masa kecilnya
20 Paul Henry Mussen, dkk. Al., Perkembangan Anak dan Kepribadian, diterjemahkan oleh F.X.
Budiyanto, (Jakarta: Arcan, 1994), blz. 399.
24
Anak-anaknya cenderung memiliki sikap yang kurang menyenangkan ketika mereka memiliki anak.
7) sikap dan pengalaman teman. 8) konsep anak yang diinginkan 9) kelas sosial orang tua. 10) situasi keuangan keluarga. 11) usia orang tua. 12) ketertarikan pada aspirasi calon ibu. 13) media massa.21
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa:
1. Faktor-faktor yang juga mempengaruhi pola asuh
dijelaskan di atas meliputi faktor internal dan eksternal.
2. dari sikap dan perilaku orang tua dalam penerapan didikan tersebut
pada anak, faktor yang paling berpengaruh adalah faktor
magang.
5. Norma Pengasuhan Menurut Islam
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, gaya pengasuhan ini
Orang tua adalah sikap dan perilaku orang tua dalam mengasuh, mengasuh
dan membesarkan anak. Islam sendiri telah menekankan bahwa pendidikan,
Mengurus dan mengasuh anak adalah tanggung jawab yang seharusnya
dilakukan oleh orang tua. Anak adalah perintah Allah swt, yang
dipercayakan kepada orang tuanya. Pandangan ini menunjukkan bahwa
hubungan keberadaan anak dengan Khaliq dan kedua orang tuanya. Ketentuan
itu berarti kita harus menghadapinya dan sembuh
serius, hati-hati, teliti dan teliti.
Sebagai suatu perintah, anak-anak harus diasuh, diawasi, dan dibimbing
Bagus. Selain itu, Islam juga memerintahkan orang tua
dan para pendidik pada umumnya dalam pengarahan dan pengasuhan anak, sehingga
mereka memiliki akhlak yang mulia dan mulia, sikap dan perlakuan yang baik
cinta, agar anak tumbuh dengan baik dan belajar berani
21 Elizabeth B. Hurlock, Child Development, deel I, (Jakarta: Erlangga, 1988), blz. 8.
25
mandiri, maka mereka merasa memiliki harga diri,
kehormatan dan kemuliaan.
Di dalam Al Quran telah dijelaskan bahwa ada fungsi dan peran
orang tua dalam keluarga, termasuk peran anak, seperti
firman Allah swt di bawah ini:
$pκ š‰r'≈tƒ t⎦⎪ Ï% ©! $# (#θãΖ tΒ# u™ (# þθè% ö/ä3 |¡ àΡr& ö/ä3‹ Î= ÷δ r&uρ #Y‘$ tΡ ……. )٦: حر يم تا ل(
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (Q.S. At-Tahrim: 6) 22 Menurut H.M. Arifin, kewajiban yang dibebankan kepada manusia
sesepuh, seperti paragraf di atas, dapat dibagi menjadi dua jenis pekerjaan,
ini:
Sebuah. Orang tua berperan sebagai pendidik keluarga.
ya. Orang tua bertindak sebagai pengasuh dan pelindung. 23
Dalam fungsinya yaitu sebagai pendidik, penegak dan pelindung
keluarga, termasuk anak-anak, berarti orang tua sudah berusaha
menyiapkan generasi penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani, cerdas,
cakap, kreatif dan mandiri serta selalu bertakwa kepada Allah SWT.
Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak adalah Islam
mengajarkan kepada orang tua untuk memberikan pendidikan dan bimbingan setiap saat
dipentaskan, dan itu semua tentang sikap dan perilaku anak-anak.
B.Pendidikan Anak
1. Pengertian membesarkan anak
Pendidikan merupakan suatu proses, baik dalam bentuk transfer
serta kecanggihan. Sebagai proses itu juga akan mencakup
mencakup beberapa komponen untuk dicapai
tujuan yang diharapkan. Dalam memahami konsep pendidikan
22 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Semarang: Kumudasmoro Grafindo, 1994), hal 950.
23 H. M. Arifin, Resiprositas pendidikan agama dan lingkungan sekolah dan keluarga, (Τζακάρτα: Bulan Bintang, 1976), σελ. 72.
26
sama dipahami bahwa karena ada orang, mereka benar-benar ada
pelatihan, tetapi dalam versi yang berbeda menurut
keadaan dan keadaan pada saat itu, dibandingkan dengan kejadiannya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa akan muncul
visi konsep pendidikan itu sendiri
Secara etimologis, kata pendidikan berasal dari bahasa
bahasa latin yaitu educare. Educare berarti "mendidik", membekali siswa dengan satu
keterampilan tertentu.25 Pendidikan berarti pelatihan, memperlengkapi guru
keahlian khusus.
Sedangkan dalam bahasa Arab ada tiga istilah yang umum digunakan
mengatakan pendidikan. Pertama, yaitu Tarbiyah, Ta'lim dan Ta'dib,
namun istilah yang paling sering digunakan adalah istilah tarbiyah. Dari kata
tarbiyah ini, Imam Al-Baidlowi dalam tafsirnya tentang Anwar at-Tanzil wa Asrar
at-Ta'wil, mengusulkan konsep tarbiyah sebagai transmisi
sesuatu untuk mencapai kesempurnaan
Kedua, menurut An-Nahwawi, kata tarbiyah berasal dari tiga
kata yaitu raba-yarbu artinya bertambah dan berkembang, rabiya-
yarba dengan wazan (bentuk) khafiya-yakhfa artinya tumbuh dan
dewasa, rabba-yarbu dengan wazan (bentuk) madda-yamuddu dat
itu berarti fiksasi, perawatan, pemeliharaan dan perhatian
Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah tuntunan atau
kepemimpinan sadar oleh pendidik terhadap pembangunan fisik
dan pendidikan spiritual kaum terpelajar menuju pembentukan kepribadian utama
Menurut M. Ngalim Purwanto, pendidikan adalah kepemimpinan
sengaja diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak
24 A. Muri Yusuf, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hal.
21-22. 25 Ray Billington, Filsafat Hidup: Pengantar Pemikiran Moral, (Λονδίνο:
Rutledge, 1993), hal. 275. 26 Abdurrahman An-Nahwawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, 1999;
(Jakarta: Human Echo, 1995), blz. 275. 27 Ibid., blz. 20. 28 Ahmad D. Marimba, Introduction to the Philosophy of Islamic Education, (Bandung: Angkasa,
1989), hal. 19.
27
perkembangan (jasmani dan mental) agar berguna bagi dirinya dan
bagi masyarakat 29.
Berdasarkan hal tersebut, Athiyah al-Abrasyi merumuskan tujuan
tujuan pendidikan adalah untuk mengajarkan pendidikan budi pekerti dan mental,
sehingga semua mata pelajaran mengandung pelajaran
moralitas Oleh karena itu setiap guru harus berpikir tentang moralitas agama
Tetapi. Karena moralitas agama adalah moralitas tertinggi,
sedangkan akhlak mulia merupakan pilar pendidikan Islam. 30
Pendidikan adalah usaha sadar melalui bimbingan dan
membimbing siswa dalam perkembangan mereka menuju pelatihan
kepribadian utama yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat
keturunan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
termasuk:
Sebuah. proses pembangunan yang berwawasan lingkungan.
ya. bimbingan dan arahan kepada siswa.
Sedang mengerjakan. upaya sadar untuk menciptakan keadaan / kondisi tertentu yang diinginkan
publik.
Hai. pembentukan kepribadian dan kemampuan anak sesuai dengan tujuan
pendidikan 31
Jadi membesarkan anak adalah proses yang mencakup segalanya
upaya pendidikan (orang tua) untuk berkembang
dan mengembangkan potensi (fitrah) pada anak untuk
pembentukan karakter utama, yaitu orang yang kompeten
menentukan masa depan diri sendiri, masyarakat, bangsa dan agama.
29 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teori dan Praktik, (Bandung: Pemuda
Rosdakarya, 2000), p. 10. 30 Athiyah al-Abrasyi, "al-Tarbiyyah al-Islamiyah", μτφρ. Abdullah Zaki al-Kaaf, Vassikos-
Fundamentals of Islamic Education, (diterbitkan: Bulan Bintang, 1970), hlm. 1-2 31 Muslim, Pokok-Pokok Pendidikan, (Misalnya: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo, 1995), blz. 4.
28
2. Hakikat pendidikan anak
Islam memahami bahwa manusia (murid) memiliki fitrah dan
untuk melihat sekaligus bahwa pendidikan adalah sesuatu yang penting
dalam pengembangan potensi manusia, Al-Qur'an menawarkan konsep yang
fundamental dan komprehensif berkaitan dengan pendidikan.
Dari segi konsep pendidikan, dari segi bahasa arabnya
kita harus melihat kata Arab karena ajaran Islam diturunkan
bahasa. Kata “pendidikan” sering digunakan saat ini,
dalam bahasa Arab disebut "tarbiyah", dengan kata kerja "rabba". Dia berkata
"mengajar" dalam bahasa Arab adalah "ta'lim" dengan kata kerjanya
"alam". Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arab “tarbiyah wa
ta'lim' sedangkan 'pendidikan Islam' dalam bahasa Arab
“Tarbiyah Islam”. 32
Jalaluddin menjelaskan bahwa pada hakekatnya itu ada
orang dalam kehidupan ini memiliki tugas untuk dipenuhi
kekhalifahan, yaitu membangun dan mengatur dunia tempat dia tinggal.
Itu sesuai dengan kehendak penciptanya, tetapi rezim ini
menunjukkan arah yang melampaui peran manusia sebagai penguasa di bumi
hidayah Allah swt, dari sinilah posisi manusia terpampang dengan jelas
sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia. 33
Dengan begitu banyak kepercayaan pada orang,
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kemampuan yang memadai
dianggap penting dan mampu melaksanakan perintah tersebut
dilengkapi dengan sebaik-baik ciptaan, dibandingkan dengan makhluk yang
Tetapi.
M.Quraish Shihab menyimpulkan bahwa kata itu termasuk khalifah
pemahaman:
Sebuah. orang-orang yang diberi wewenang untuk memerintah daerah seluas-luasnya
sipil.
32 Zakiyah Daradjat, et al, Islamic Education, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), blz. 25. 33 Jalaludin, Theology of Education, (Jakarta: Youth Rosda Karya, 2001), blz. 30.
29
ya. Khalifah memiliki kemampuan untuk memenuhi tugasnya, tetapi juga
itu bisa membuat kesalahan dan kebingungan. 34
Manusia adalah makhluk paling mulia yang pernah ada
berbagai kemungkinan alat dan fitrah dasar yang dapat dikembangkan dan
paling baik dicapai melalui proses pendidikan. Dari
Oleh karena itu, sudah sepantasnya manusia mengemban tugas eksistensi
Khalifah Allah di Bumi. Pekerjaan kekhalifahan berkembang
dalam bentuk tugas kekhalifahan untuk dirinya sendiri, tugas kekhalifahan di dalam
keluarga/rumah tangga, masyarakat dan alam 35
Pada hakekatnya, manusia mengemban misi, penatalayanan alam
alam semesta Pada kenyataannya, Tuhan telah menundukkan segala yang ada di bumi dan di surga
bagi manusia, agar mereka dapat menunaikan tugasnya sebagai khalifah Allah,
sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Hajj:
óΟ s9r& t s; ¨β r& ©! $# t¤‚ y™ /ä3 s9 $ ¨Β ’Îû ÇÚö‘ F{$# y7 ù=à ø9$#uρ “ Ìøg rB ’Îû Ìóst7 ø9$# ⎯Íν Íö∆r'Î/
à7 Å¡ ôϑ ãƒuρ u™!$ yϑ¡¡9$# β r& yì s) s? ’n?tã ÇÚö‘ F{$# ωÎ) ÿ⎯ Ïμ ÏΡ øŒÎ* Î/ 3 ¨β Î) ©! $# Ĩ$ ¨Ζ9$$ Î/ Ô∃ρ â™ts9
ÒΟ‹ Ïm§‘
“Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah telah menundukkan segala yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di laut dengan perintah-Nya, dan bahwa Dia menjaga (benda-benda) dari langit yang jatuh ke bumi, kecuali dengan izin-Nya? sungguh Maha Penyayang dan Maha Penyayang kepada manusia.' (QS. Al-Hajj: 65)36
Sesuatu juga telah berubah di bidang pendidikan Islam
mengembang sesuai dengan persyaratan waktu dan level yang berbeda
kebutuhan manusia. Tuhan selalu mengingatkan manusia
kesaksian manusia, diucapkan sebelum dia memasuki dunia ini.
34 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an: Fungsi Akal dan Peran Wahyu dalam
Gemeenschapsleven, (Bandung: Mizan, 1992), σελ. 58. 35 Muhaimin A., et.al, Paradigm of Islamic Education, (Bandung: Youth Rosda Karya,
2001), hal 23. 36 Kementerian Agama Republik Indonesia, op. halaman 521.
30
øŒÎ)uρ x‹ s{ r& y7 •/u' .⎯ÏΒ û© Í_ t/ tΠyŠ#u™ ⎯ÏΒ óΟ Ïδ Í'θßγ àß öΝ åκ tJ−ƒÍh' èŒ öΝ èδ y‰p κ ô− r&uρ #' N? tã N ÍkŦàR r&
àM ó¡ s9r& öΝ ä3În/tÎ/ ( (#θä9$ s% 4'n? t/ ¡ !$ tΡ ô‰Îγ x© ¡ χ r& (#θä9θà) s? tΠöθtƒ Ïπ yϑ≈uŠ É) ø9$# $ ¯ΠÎ) $ ¨Ζà2 ô⎯tã
#x‹≈yδ t⎦, Î# Ï≈xî
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak Adam dari Sulbi mereka, dan Allah bersaksi terhadap jiwa mereka (berfirman): Bukankah Aku Tuhanmu? Mereka menjawab: Sesungguhnya (Engkau Tuhan kami), kami adalah saksi, (kami melakukan ini) jangan sampai kami berkata pada hari kiamat: "Sesungguhnya kami (anak Adam) adalah orang-orang yang lalai" (Saksi Tuhan). QS. al-A'araf; 172).37
Dari penjelasan di atas jelas bahwa Islam memahami manusia
yang bersifat (pelajar) dan sekaligus memandangnya perlu
adanya alat yang dapat menempatkan manusia pada tempatnya,
untuk mewujudkan potensinya
dirinya untuk mengemban amanah sebagai khalifah.
Pendidikan adalah alat peningkatan kapasitas
anak manusia, terdapat berbagai unsur dalam pendidikan yang dapat menunjang,
yang berinteraksi, sehingga terjadi proses pendidikan
dapat optimal.
3. Tujuan pendidikan anak
Konsep tujuan pendidikan Islam secara sederhana adalah “ada
Upaya juga merupakan perubahan yang diinginkan dari proses pendidikan
untuk membawa perubahan, baik dalam perilaku individu atau dalam
kehidupan pribadi, bahkan kehidupan masyarakat atau lingkungan,
37 Ibidem, hal. 250.
31
di mana dia tinggal, proses pengajaran itu sendiri pada proses pembelajaran sebagai
persentase mereka adalah pekerjaan dalam masyarakat
Ada banyak harapan untuk pertumbuhan dan dan
perkembangan anak melalui proses pendidikan, tergantung pada kemampuannya
milik yang mana? Pendidikan itu sendiri adalah hak setiap manusia
berdasarkan konsep pendidikan jangka panjang. Lebih lanjut dijelaskan oleh
Muhammad Athiyah al-Abrasy direview oleh Bustami A. Ghani
tentang tujuan pendidikan Islam, yaitu pembentukan akhlak dan budi pekerti
mampu menghasilkan laki-laki, laki-laki dan perempuan yang bermoral
wanita, jiwa murni, kemauan kuat, cita-cita sejati dan
semangat kerja yang tinggi, mengetahui arti kewajiban dan pelaksanaannya, rasa hormat
hak asasi manusia, untuk mengetahui perbedaan antara benar dan salah.
Salah satu tujuan pendidikan Islam adalah mendidik anak
orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan berakhlak baik karena
ada generasi ajaran agama yang shaleh dan bermanfaat baginya
dan masyarakat 39
Tujuan dasar dari tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari bentuk yang sebenarnya.
Ini bisa dalam bentuk empiris seseorang, yaitu kepribadian Muslim
yang tabah dalam memenuhi perintah Allah dan mengurus segala sesuatu
sikap, perilaku, tidak dapat dipisahkan dari koridor Islam. Subjek ini
sebagai ekspresi tujuan Abdurrahman Saleh Abdullah
Pendidikan Islam adalah membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah
atau setidaknya mempersiapkan anak untuk mencapai tujuan
terakhir, sedangkan tujuan utamanya adalah menjadi khalifah Allah yang beriman
kepada Tuhan dan sepenuhnya tunduk dan patuh padanya. 40
38 Umar Mohammad Atoumy al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Star, 1979), ja. 399. 39 Mohammad Abdul Qadir at-Thorqu, Ta'lim At-Tarbiyah Al-Islamiyah, vol
: Maktabah Nahdhoh, 1981), blz. 19. 40 Armai Arief, Introduction to Islamic Science and Methodology of Education, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), hlm. 19.
32
Tujuan yang dicapai setiap orang tidak terlepas dari keinginan
mencapai kebahagiaan di akhirat dengan menemukan tujuan hidup manusia
yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam.
Tujuan pendidikan Islam selanjutnya diungkapkan oleh Musthofa
Rahman pada hakikatnya tujuan pendidikan yaitu prestasi
perkembangan yang seimbang dari seluruh kepribadian manusia
melalui latihan jiwa, intelek, emosi dan indera. Karena itu,
Pendidikan harus mencakup pembangunan manusia dalam segala aspek
termasuk spiritual, intelektual, imajinatif, ilmiah, jadi spiritual
baik secara individu maupun kolektif dan memimpin semua aspek ini ke arah yang benar
kebaikan dan tercapainya kesempurnaan, tujuan akhir pendidikan muslim
itu terletak pada perwujudan penyerahan diri yang sempurna kepada Tuhan, benar
pribadi masyarakat, serta seluruh umat manusia
Anak harus melalui proses belajar yang utuh
untuk membentuk kepribadian yang utuh. ini tercermin dalam segala hal
gerak dan tingkah laku, serta mampu menghadapi segala macam bentuk
permasalahan yang muncul dalam kehidupannya dengan tingkat kerumitan
jawab secara berbeda dan bijak serta bijaksana.
4. Prinsip Pendidikan Anak
Tujuan membesarkan anak adalah untuk membuat orang mempraktikkannya
Proses pendidikan dapat maju atau mundur. Karena itu
orang mampu melakukan sesuatu secara mental dan dapat mengatur diri mereka sendiri
adaptasi terhadap kebutuhan lingkungan.
Menurut Hasan Langgulung, ada 6 aspek yang perlu diperhatikan
dalam pendidikan anak-anak itu?
Sebuah. aspek spiritual b. aspek emosional; Taman kanak-kanak harus menjadi tempat di mana anak-anak berada
anak merasa aman, terjamin, merasa ada sesuatu yang terjadi, tidak selalu merasa terancam.
41 Musthofa Rahman, Pendidikan Islam dalam Perspektif Al-Qur'an, dalam Parag
Pendidikan Islam, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo bekerjasama dengan Perpustakaan Mahasiswa, Yogyakarta, 2001), h.64.
33
Sedang mengerjakan. aspek sosial, apakah Anda merasa terkait dengan anak yang biasanya egois dalam merasa bahwa dia adalah pusat dunia, jadi itu harus selalu benar.
Hai. aspek fisik, taman kanak-kanak harus menyediakan kurikulum yang dapat mengembalikan kesehatan tubuh.
M. aspek keindahan (estetika), hampir semua gerak dan suasana hati anak dapat diapresiasi dengan indah.
aspek moral pangan yang harus dikembangkan dalam kurikulum TK. 42
Muntholi'ah, menekankan latihan terlebih dahulu
pada anak-anak itu adalah monoteisme, contoh yang baik dalam penerapannya
ibadah atau tindakan, serta ucapan dan saran selama aplikasi
ibadah atau perbuatan, serta nasehat agar berakhlak baik sekali saja
karimah, bertanggung jawab dalam semua perilaku dan tindakan,
karena dilandasi oleh iman yang kuat dan tidak mudah terpengaruh
dengan perbuatan buruk.43
Dari akumulasi berbagai aspek yang diajarkan kepada anak-anak,
akan terbentuk generasi yang berakhlak, yang akan dilindungi oleh
semua hal yang dilarang oleh Allah swt, dan dia bisa menyelesaikannya
segala perintah-Nya, agar ada kesinambungan antara iman, ilmu dan
memercayai.
Ada beberapa pendekatan Nabi dalam membesarkan anak:
anak laki-lakinya. Hal ini dapat ditiru oleh masyarakat sendiri dalam pendidikan anak, seperti
pendekatan positif, dengan kelembutan, kehangatan, pengekangan
dari marah ketika mereka berada di depan mereka.44
Dalam upaya memahami psikologi anak, orang tua harus memasukkannya
dunia mereka untuk memahami tingkat kebutuhan mereka. Dan jangan
sampai memaksa mereka untuk memahami orang dewasa. Biologis
Jelas bahwa anak-anak memiliki psikologi yang berbeda dengan manusia
42 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka al-Husna,
1985), hlm. 66-67. 43 Muntholiah, Citra Diri Positif Mendukung Kinerja PAI, (Semarang: Gunung Jati,
2002), hal., XXIV. 44 Mohammad Fauzil Adhim, Reflecting on the Prophet (tidak diterbitkan), hal.8.
34
orang dewasa, biarkan mereka menikmati tahapan hidup mereka sesuai dengan itu
tingkat usia mereka.
Tidak salah memiliki beberapa anak dalam satu keluarga
karakter, harus dikembangkan dan dikembangkan dalam wadah yang sama dengan masyarakat
sama, dan kecenderungan menekuni bidang yang berbeda
sebaliknya tingkat heterogenitas anak memaksa kita untuk mengetahui banyak hal
hal-hal yang berkaitan dengan karakter anak agar tidak terjadi kesalahan
komunikasi dan anak merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut.
Setiap usaha, aktivitas dan tindakan sadar untuk
Untuk mencapai tujuan, Anda harus memiliki dasar yang kuat
Benar. Oleh karena itu, pendidikan Islam merupakan upaya formatif
manusia, harus memiliki landasan yang menjadi dasar segala aktivitas dan
semua rumusan tujuan pendidikan Islam dikaitkan dengan lembaga
normatif, yakni al-qur an dan as-sunnah yang dapat dikembangkan
melalui ijtihad, al-maslahah almursalah, istihsan, qiyas. 45
Di kaki kanan dan memperhitungkan semuanya
terkait proses membesarkan anak, ya begitulah
upaya optimalisasi pencapaian orientasi tujuan pendidikan anak.
Namun hal ini tidak mengurangi sisi psikologisnya, karena ia tercerabut dari ambisinya
orang tua yang ingin membenahi anaknya.
5. Metode pengajaran untuk anak-anak
Proses nilai perilaku kognitif pada dasarnya terfokus pada
peran fungsi manusia, orang memiliki cara 'melihat' diri mereka sendiri
dan dunia di luar dirinya, manusia memiliki cara berpikir dan fenomena
dunia di luar diri mereka yang mereka rasakan sebagian besar stabil karena
pengembangan pribadi, dengan cara yang sesuai dan relevan secara sistematis
cara yang tetap dalam memandang lingkungan memungkinkan orang tersebut menjadi kompeten
45 Zakiah Daradjat, Islamitisch onderwijs, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), p.19.
35
menafsirkan dan menanggapi lingkungan mereka secara konsisten dan
yakin.46
Ekspresi spontan tentang segala sesuatu di lingkungan
anak dan salam untuk suami adalah alat
bercermin, untuk mengajari anak menjalani kehidupan sehari-hari
mereka memaknai perasaan jengkel, marah, lelah dan berbagai bentuk kejadian
karena mengidentifikasi orang tua. Ngalim Purwanto
menjelaskan, setiap manusia memiliki potensi sejak lahir
kemampuan, termasuk bisa berjalan, berbicara, berlari, dan banyak lagi,
potensi dalam diri anak tidak muncul begitu saja atau menjadi kenyataan
mewujudkan potensi sesuai dengan fungsinya yang akan dialami
pengembangan dan juga membutuhkan pelatihan, kecuali ini masing-masing
Setiap anak juga memiliki tingkat kedewasaan yang berbeda
Komunikasi dengan anak adalah segala bentuk perilaku
komunikasi yang ditujukan untuk anak-anak. Anak-anak bisa menangkap apa saja
apa yang didengar anak, kemudian diterima sebagai proses belajar dan
anak secara otomatis memahami semua yang dilihat dan didengarnya
menyentuh.
6. Tahapan pendidikan anak
Menerapkan metode yang tepat adalah penelitian
pertumbuhan dan perkembangan anak, untuk itu masyarakat pendidikan
mengklasifikasikan masa perkembangan anak sebagai berikut:
Sebuah. Masa prenatal (sebelum kelahiran bayi)
Dalam Islam, penyemaian rasa religius diawali dengan perjumpaan
ibu dan ayah yang melahirkan janin dalam kandungan
46 F.J.M.C. Donald, Psikologi Pendidikan, (San Francisco, CA, USA:
Wadworth Publishing C.O INC), blz. 131. 47 Ngalim Purwanto, Educational Psychology, (Bandung: Youth Rosda Karya, 1985),
hlm. 18-19.
36
diawali dengan doa kepada Allah agar janin kelak lahir dan
tumbuh menjadi anak yang sholeh. 48
Tahapan ini berlangsung dari proses pembuahan hingga menjadi anak
lahir, yaitu sekitar sembilan bulan. Meski relatif singkat, prosesnya
perkembangan pada tahap ini sangat penting karena selama kehamilan
Dengan satu atau lain cara, seorang ibu mulai berperan dalam pengasuhan anak
Perlu ditekankan lagi, sebelum anak tumbuh dewasa masing-masing
Pada fase pertama, anak mengalami perubahan lingkungan
jika masih berupa janin, lingkungan pertama anak adalah rahim,
daripada keluarga, sekolah dan masyarakat dimana orang tua
kehidupan, tetapi dalam dekade saat ini ketika globalisasi informasi
sudah merambah semua tembok rumah tangga, bahkan lingkungan anak
sejak usia dini dia benar-benar membenamkan dirinya dalam arus dunia.
ya. Berita massal
Masa bayi dan masa kanak-kanak dalam hal ini menjadi pendidikan
menekankan sentuhan dalam dzauq-nya.50 Mengapa harus demikian
dzauqnya karena ini tahun pertama kamu merasa butuh bantuan
orang-orang di sekitarnya, terutama orang tua, kasih sayang
anak-anak belum bisa menggunakan anggota tubuhnya seperti itu
mereka membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Setelah tahun pertama, anak mulai kenyang
kebutuhan sendiri, semakin matang ujungnya, mulailah
dari tangan ke kaki dan mulai melihat hal-hal yang ada
bagian tubuhnya dan orang-orang di sekitarnya, orang asing atau
anggota keluarga.
Tahun berikutnya, anak itu mulai mengerti segalanya
yang memiliki karakter tertentu, hal ini dapat dilakukan secara bertahap
selalu tumbuh, selama anak tidak
48 Zakiyah Darojat, ό.π. cit., hal. 64. 49 Abdul Mustaqim, Menjadi Orang Tua yang Bijaksana, (Bandung: Al-Bayan Mizan, 2005),
P. 28. 50 Mohammad Fauzil Adhim, Mencerminkan Nabi.... op. cit., hal. 4.
37
konflik yang timbul dari dirinya sendiri atau keluarganya, anak tersebut cakap secara mental
merespon dengan cepat apa pun yang ada
disekelilingnya, hingga usia bayi. Pada saat inilah ayah atau ibu harus
sudah memiliki konsep model pendidikan yang akan dilakukan
digunakan untuk membesarkan anak. Dan itu harus lebih dari itu
konsep, tetapi telah mencapai tingkat aplikasi.
Sedang mengerjakan. Waktu prasekolah
Pada tahun prasekolah, usia anak berkisar antara 2 hingga 6 tahun, anak-anak
mereka mulai menggunakan keterampilan untuk berinteraksi dan memahami
dunia orang dan benda, menemukan siapa anak itu,
menentukan apa yang dapat dilakukan dan membentuk perasaan
diri sendiri (harga diri). Keterampilannya terus berkembang
Anak prasekolah dapat menarik pengetahuan yang lebih luas, dengan
melalui tahapan yang berbeda. Tahap ini membutuhkan usaha
untuk mengendalikan diri, gunakan bahasa kognitif, kinetika
dan keterampilan sosial, untuk mengumpulkan informasi
dunia. Jika ini berhasil, anak juga akan menggunakan informasi ini
pemikiran yang lebih sehat, membuat keputusan dan pemecahan
masalah.51
Hai. Anak-anak waktu sekolah
Usia anak sekitar 6 sampai 12 tahun, usia ini bisa dibilang
anak-anak usia sehat ketika anak-anak pergi ke sekolah
memasuki lingkungan yang lebih luas yang mencakup kolega, orang
orang dewasa di sekolah dan di masyarakat.
Kontak sosial yang lebih luas dikombinasikan dengan
perkembangan pesat keterampilan motorik, bahasa dan kognitif,
akan menghadirkan tantangan fisik dan akademik di masa kecil
Di tengah, imajinasi dan egoisme anak-anak mulai menurun
51 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Gezinsbegeleiding en -therapie, (Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesië, 2005), σελ. 25.
38
mengarah ke kenyataan, anak-anak mulai bergerak seperti manusia
dewasa dan tertarik pada kinerja.52
Dalam situasi ini, anak-anak mulai membedakan apa yang benar
dan apa yang buruk, dan apa yang salah dan baik
kekuatan pikirannya. Orang tua dapat menghubungi atau saat ini
bahkan jika penjelasannya bisa dilakukan oleh bayang-bayang dan disiplin saat ini
periode tamyiz bisa dikatakan.
Kemampuan anak yang mengalami tahapan proses
semakin maju seiring dengan tingkat kedewasaan pikirannya yang mulai kreatif
mengasimilasi segala sesuatu di sekitarnya, karena orang tua harus melakukannya
lebih bijak dan cerdas dalam menghadapi anak-anak mereka yang sedang tumbuh
rasa ingin tahu ini.
Lingkungan anak-anak juga berkembang, keluarga dimulai
dia tidak bisa berada di sampingnya. Banyak teman sudah mulai
baik oleh sekolah maupun oleh anak-anak di daerah tersebut
di mana keluarganya tinggal, proses peniruan tidak datang begitu saja
keluarganya tetapi juga orang-orang di sekitarnya.
Inilah saat orang tua mulai meninggalkan proses pendampingan
yang awalnya intensif, porsinya berangsur-angsur berkurang
Secara psikologis, anak mulai mau bersosialisasi dengan teman-temannya.
sahabatnya, dalam hal ini keluarga bisa mulai waspada terhadap segala hal
sesuatu akan terjadi pada anaknya. Namun, orang tua yang memiliki
mereka mencoba segala macam metode untuk mentransfer pengetahuan
dan nilai-nilai (yang sejak itu menjadi tidak terpisahkan dari nilai-nilai spiritual
dini) tidak akan mengkhawatirkan kondisi anaknya, itu lebih
mereka menghabiskan waktu di luar.
52 Ibid., km 41.
39
BAB III
BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN MOHAMMAD FAUZIL ADHIM
PARENTING POSITIF DAN PENDIDIKAN ANAK
A. Biografi Muhammad Fauzil Adhim
1. Latar belakang sosial
Muhammad Fauzil Adhim adalah seorang penulis handal
tentang keluarga dan membesarkan anak. Ini dimulai seperti
kolumnis untuk berbagai majalah yang berhubungan dengan keluarga. Oleh
beberapa bukunya telah diterbitkan, termasuk 'Kupinang Anku
Dengan Hamdalah”, “Hadiah pernikahan untuk istriku”, “Itu salah
Katak», «Selamat membesarkan anak-anak untuk Ummahat», «Membuat anak-anak tergila-gila
Reading", menjadi bestseller, sehingga namanya tidak terlalu asing
kalangan pemuda muslim.
Ia lahir pada tanggal 29 Desember 1972 di daerah tersebut
Mojokerto merupakan daerah yang berbatasan dengan Jombang. Ibunya
bernama Aminatuz Zuhriyah berasal dari keluarga pesantren Bahrul Ulum
Tambak Beras Jombang, sedangkan ayah saya dari Pacitan termasuk
keluarga Pondok Pesantren Termas
Dari Pacitan, ia pindah ke daerah Banyuwangi bersama nenek dan ibunya
dia juga berasal dari keluarga Kyai, namun gurunya telah berpisah saat itu
Fauzil (masih kecil), terkait pesantren ini dulu
tempat belajar bagi kader NU dan kader Muhammadiyah.
Dia menikahi seorang saudara perempuan saat masih kuliah
bernama Siti Mariana Anas beddu, hingga kini dikaruniai enam buah
putra yaitu Fahimatuz Zahra, Mohammed Husain As-Sajjad, Mohammed
Hibatillah Hasanin, Mohammad Nashiruddin An-Nadwi, Mohammad
Ramadhan laut di Safa.
Huidig adres: Jln. Monjali Gg. Mujahadah-moskee RT 15 RW 40
Karangjati, Melati, Sleman, Yogyakarta.
1 Dokumen pribadi Muhammad Fauzil Adhim, (artikel tidak diterbitkan)
40
2. Pendidikan dan pengalaman
Sebuah. Pendidikan resminya
- SD Ketidur, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
- Middelbare school Kutorejo, Mojokerto
- SMAN 2 Jombang
- SI Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
ya. Pengalaman
- Koresponden majalah Ayahanda (Jakarta), pekerja lepas, 1994-1995
- Tenaga pengajar TK Islam Terpadu
(SGTKIT), Jogjakarta, 1996-1998
- Guru psikologi keluarga (pernikahan dan menjadi orang tua) dan psikologi
komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, 2001-
2004
- Kolumnis residen untuk jendela keluarga majalah Suara Hidayatullah
Agustus 2002 khusus tentang masalah parenting.
- Kolumnis tetap di majalah An-nida selama satu tahun hingga Agustus
2003
- Kolom berpengaruh tentang psikologi konseling dari Majalah Nebula, majalah
komunitas ESQ Jakarta.
3. Aktivitas dan karir
Kegiatan saat ini meliputi:
- Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia,
Jogjakarta.
- Kolumnis reguler majalah Hidayatullah Surabaya untuk kolom Tarbiyah.
- Kolumnis tetap untuk pemirsa harian Republika untuk pemikiran hari Jumat
Kolom DIY Jawa Tengah.
- Menjadi pembicara reguler untuk ibu rumah tangga yang menulis
in Jogjakarta.
- Menjadi pemateri reguler pada forum diskusi parenting di
Jogjakarta.
41
- Sumber orang di berbagai forum diskusi, talkshow seminar
berbagai daerah di seluruh Indonesia untuk urusan perkawinan,
keluarga dan pendidikan.
- Fasilitator SDIT Hidayatullah Yogyakarta juga menjadi anggota
tim perancang kurikulum terkemuka untuk pendidikan dasar.
4. Karya-karya Muhammad Fauzil Adhim
Karya-karya Muhammad Fauzil Adhim adalah sebagai berikut:
ένα. Kupinang Jij met Hamdalah, Mitra Pustaka, Yogyakarta,
1997, cetakan kedua puluh, terjual lebih dari 55 eksemplar.
σι Meraih Pernikahan Barok, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 1997
Sedang mengerjakan. Didorong oleh cinta, saya mempercayakan rumah saya kepada Anda, ibu
Pustaka, Yogyakarta, 1998, dll. 7e
ρε. Kado pernikahan untuk istri saya, Pustaka Mitra, Yogyakarta, 1998, σελ.
-11, memasuki obrolan. Ke 12
M. Indahnya Pernikahan Dini, Gema Insani Press, Jakarta, Januari 2002.
kaset dengan judul yang sama juga dirilis sebagai buku audio. dia punya
25.000 eksemplar dicetak dalam waktu 6 bulan.
eat For Love to Blossom Beautifully, buku kedua dari trilogi Pernikahan Indah
Religius, Gema Insani Press, Jakarta, Agustus 2002.
G. Membuat anak tergila-gila membaca, Al-Bayan, Bandung, Pendidikan
met hart, Better Life, Surabaya
H. Buka jalan ke surga,
I. Menuju Kreativitas, ditulis bersama Wahyudin, Gema Insani Press,
Djakarta, 2003
ι. Janda, Permata Manusia Pers
Bapak Ketika Anak Kita Lahir, Gema Insani Press, Jakarta, desember 2001.
besar. Dunia kata-kata mewujudkan impian menjadi penulis brilian
M. Saatnya Menikah, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, edisi ke-5.
N. Di Ambang Nikah, Gema Insani Press, Jakarta, Juni 2002,
Samenwerking met M. Nazhif Masykur.
42
o. Kebahagiaan dalam kehamilan bagi umat,
PASCA DIPAKAI. Frog's Fault, membesarkan anak dengan bahagia untuk Ummahat
Q. Pendidikan anak menuju Taklif
R. Lulus UMPTN tanpa stres
kecil. Sikap terhadap anak-anak
T. Masuk ke pernikahan besar
Anda. Pola Asuh Positif: Cara-cara Islami untuk Mengembangkan Karakter
Bersikaplah positif untuk anak Anda
B. Pemikiran Muhammad Fauzil Adhim tentang Pola Asuh Positif
1. Orang tua yang positif
Menjadi pintar saja tidak cukup jika Anda ingin mempersiapkan anak-anak Anda.
menjaring anak yang mampu mengemban amanah pada masanya
dunia di tangannya, dan mengisi hatinya dengan iman kepada Tuhan.
Menjadi orang tua karenanya harus berbekal ilmu yang cukup. Tidak cukup
berikan uang kepada anak-anak dan tempatkan mereka di sekolah terbaik. Karena
terlalu banyak barang yang tidak untuk dijual.2
"Pengasuhan positif" adalah pengasuhan yang baik, ternyata
itu dapat membuat seorang anak memperoleh kemampuan mental dan fisik
baik, termasuk perkembangan emosi dan sosial
Menurut Fauzil Adhim, orang tua harus memikirkan caranya
pelaksanaan tugas ayah yang baik, yaitu mengasuh anak,
pengasuhan dan pengasuhan anak yang positif. Orang tua harus
dapat merangsang inisiatif anak, merangsang semangat mereka,
menunjukkan penerimaan yang tulus dan menunjukkan perhatian yang hangat
untuk semua kebaikan yang mereka lakukan. Kita harus tumbuh
2 Muhammad Fauzil Adhim, Pengasuhan Positif: Cara-cara Pembangunan Islami
Positief karakter in uw kind, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2006), σελ. 16. 3 Ratna Megawangi, Character Parenting Space, (Bandung: Read! Publishing House,
2007), hal. 13.
43
inisiatif positif dan pendekatan positif, yaitu positif
membesarkan anak.4
Menurutnya, Positive Parenting menjadi semakin banyak
Ini menekankan komunikasi positif yaitu apa yang bisa dilakukan
seorang anak dan apa yang tidak boleh dilakukan seorang anak. Dan
lebih baik sebagai orang tua jika kita ingin melarang anak-anak kita tidak
menggunakan kata-kata keras, Anda harus menggunakan komunikasi itu
positif. Gagasan menunjukkan konsep ini sambil membaca dan belajar
hadits Nabi diriwayatkan oleh Bukhari yaitu: pada waktu itu Nabi
dia melihat seorang anak makan dengan tangan berputar dan kemudian Nabi
dia berkata kepada anak itu, “Wahai anakku, makanlah yang baik dan gunakanlah
tangan kananmu dan membaca Basmala."
Dan dari sini ada fakta menarik yaitu dengan instruksi
di sisi positifnya, anak-anak jinak dan lebih mudah diikuti daripada kita
perintah dengan ketidaksetujuan, dan konsep ini tidak disebutkan dalam istilah
dari Barat ada, karena sebelumnya ada buku parenting
Barat menggagas konsep ini.5
2. Prinsip positif orang tua dalam mendidik anak
Berikut 3 prinsip dalam mengasuh secara positif menurut
Fauzil Adhim khususnya:
Sebuah. Dukung postur tubuh yang sehat
“Keyakinan seseorang terhadap kemampuannya itu penting
besar untuk kemampuannya. Kekuasaan bukanlah sesuatu
ditahbiskan sampai mati; ada keragaman besar dalam bagaimana kinerjanya
Anda. Orang yang tahu caranya
wiraswasta akan pulih dari kegagalan. ini
Dekati semuanya dengan keadaan pikiran
4 Muhammad Fauzil Adhim, Positive parenting…., op. .cit., hal. 141. 5 Hasil wawancara dengan Muhammad Fauzil Adhim pada tanggal 11 April 2008 pukul 10.30
11.00 WIB.
44
bagaimana menangani hal-hal ini, jangan khawatir tentang apa
mungkin itu tidak benar."
Bandura benar, Seichiro Honda harus kehilangan lengannya
oleh kecelakaan di tempat kerja untuk mewujudkan keinginannya menjadi
desainer piston yang hebat. Kecelakaan yang dia alami tidak
lupakan saja. Sebaliknya, semakin banyak
antusias. Dari kegigihannya berusaha untuk berhasil, dia
Berani menulis: "98% kesuksesan dibentuk oleh kegagalan."
Banyak cerita lain yang mengajarkan pelajaran serupa, yaitu yang satu ini
Orang pintar adalah orang yang tidak pernah menyerah.
Mereka berani melakukan itu dan harus dituduh tidak berdasar. Gillette di dalam
dia tertawa dan menuduhnya mengada-ada ketika dia menawarkan pisau
silet tipis yang sekarang sering kita gunakan. Utusan Tuhan. dipertimbangkan
marah ketika dia merintis jalan dakwah. Tirto Utomo dianggap gila saat itu
dia memulai perusahaan air kemasan sebelum mengakhirinya
Perusahaan baru mengikuti dengan nama merek yang berbeda: ya
Mountoya, Shafira, 2 Tang, Total, Aguaria en Santri. Het ding is,
bagaimana cara membiakkan orang yang berani gagal?
Cara membiakkan orang yang tidak takut terlihat
gila "hanya" untuk memulai sesuatu yang baik dan cemerlang? Di sini adalah
yang tidak dijelaskan oleh Bandura.6
Tetap saja, kita tidak perlu mencapai Bandura
untuk menjelaskan. Kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang terjadi
diajarkan oleh Nabi Muhammad. Harus ada satu hal di dalam untuk itu
Pemahaman bukanlah perilaku, bukan kebiasaan dan, di atas segalanya, bukan sikap
mentalitas instan. Semuanya dibentuk oleh proses belajar
panjang. Jika orang tua selalu mendukung inisiatif anak
agar sehat, anak akan belajar bahwa itu dibuat
dengan kebaikan yang besar. Jika anak selalu di bawah tekanan dan
6 Muhammad Fauzil Adhim, Positive Parenting, artikel ini disajikan pada
Fakultas Psikologi UGM 22 Juni 2007 (tidak dipublikasikan)
45
inisiatifnya off, dia akan belajar untuk melawan atau
berlawanan: apatis.
Mendukung sikap yang sehat berarti memperhatikan
dengan hormat, tapi setidaknya hargai itikad baik sang anak
dengan maksud "membebani" kita. Keinginan untuk mencintai dan mengundangnya
Bermain atau membelai adalah hal yang positif.
memang sangat positif. Orang tua harus memberikan dukungan yang hangat
dan sikap ramah jika ingin melakukan pembelajaran
positif bagi anak. Namun, niat baik mereka sering berbenturan
dengan kepentingan kita. Orang tua bisa tiba-tiba menjadi kasar dan pemarah
memarahi sehingga anak merasakan suasana traumatis ketika
niat positif dilakukan oleh anak pada pukul dua malam, saat orang tua
dia bergumul dengan rasa kantuk.
Apakah ini berarti bahwa orang tua harus selalu mengizinkan anak?
apakah dia selalu bermain dan bercanda dengan adik laki-lakinya kapan pun dia mau?
Bukan begitu. Mendukung postur tubuh yang sehat tidak selalu masuk akal
biarkan anak melakukan sesuatu yang positif kapanpun dia mau.
Kita bisa mengarahkan anak dengan cara yang baik agar mereka niat
baiknya jangan mati
Ada banyak hal penting dalam merespon niat positif anak
pada "waktu yang salah", reaksi pertama menguntungkan
keyakinan positifnya, bukan tindakannya. Tunjukkan orang tua
kepada anak-anak kami menghormati dan menerima niat mereka. Perusahaan ibu
berterima kasih padanya, tunjukkan padanya penerimaan.
Kedua, membimbing anak pada perilaku lain yang lebih tepat.
Dengan cara ini, anak lebih mudah menerima daripada memberi
melarang apa yang dilakukan anak. Larangan kapan
anak bersemangat untuk melakukan sesuatu yang positif, meskipun itu salah
waktu - itu bisa dianggap penolakan, itu
7 Ide
46
mengambil tindakan negatif. Larangan saja juga tidak akan berhasil
alternatif untuk anak apa yang harus dilakukan.
Ketiga, tunjukkan pada anak bahwa ada perilaku lain
kami merekomendasikan lebih sesuai dengan niat positif anak. Orang tua bisa
sampaikan kepada anak bermain di luar kamar, atau
Tidur nyenyak di samping adiknya akan membuat adiknya lebih baik
dia menenangkan diri agar adiknya merasa lebih dicintai. Keempat,
sampaikan dengan lembut dan empati. Nabi saw. "Sebenarnya,
kelembutan itu, bila ada pada sesuatu, akan memperindahnya, dan
bila dicabut dari sesuatu, maka tercela.” (HR. Muslim).
Cara paling efektif untuk menangani anak-anak adalah dengan pikiran
positif, emosi positif dan hati yang murni. Tapi hadapi emosi
butuh kemauan dan kemauan yang kuat untuk berproses
kemauan untuk melaksanakan proses belajar senantiasa diperlukan
yang tidak pernah berakhir. Tanpa semua ini, pemahaman menjadi positif
mengasuh anak akan sia-sia. Pengetahuan orang tua tentang bagaimana
menghadapi anak tidak berguna sampai teori tetap menjadi teori.
Tidak ada lagi basis yang stabil di tangga.
Catatan ini berarti tidak ada ruang untuk putus asa
terus-menerus belajar bagaimana menghadapi emosi. Meskipun kita seperti
Orang tua sering melakukan kesalahan saat berhadapan dengan anak,
namun tekad untuk memperbaiki adab dan sikap harus tetap dipertahankan.
Salah satu caranya adalah dengan menempelkan frase di dinding kamar tidur
– kalimat yang bisa menyebut diri mereka sendiri selalu lebih ringan,
lebih tenang dan lebih mampu mengatasi emosi. Cara lain adalah
meramaikan perdebatan tentang bagaimana seharusnya
Anda harus berurusan dengan anak-anak dan Anda tidak ingin berbicara tentang kerumitan
milik mereka. Selain itu, percakapan ramah antara pria dan
wanita itu memberikan keuntungan yang sangat besar pada saat-saat khusus
itu introvert kesalahan dan memurnikan niat, dedikasi dan visi dalam
dihadapi anak-anak setiap hari.
47
Diantaranya berbagai cara untuk meningkatkan semangat pendidikan
Menurut Fauzil Adhim lebih baik saling komunikasi
antara suami dan istri, dan orang tua dapat mewujudkan lebih mudah
kesalahannya, jadi terpaksa heboh
meningkatkan, dan tentu saja komunikasi antara pasangan
itu akan paling efektif jika dilakukan dengan hati terbuka.
Keduanya siap untuk melihat mereka masing-masing
mereka masih melakukan banyak kesalahan dalam membesarkan anak. Tanpa
kesediaan untuk melihat tanpa kesalahan sendiri, komunikasi akan menjadi kenyataan
dia menciptakan arena tinju tempat mereka saling mengejar
kesempatan untuk menjatuhkan.
Alhasil, keberhasilan orang tua mendorong anak menjadi sehat
(mendukung sikap sehat) sangat dipengaruhi oleh kemauan
orang tua sendiri untuk menjadi lebih baik. Melatih anak menjadi
cara yang lebih baik untuk memperbaiki diri sendiri. Itulah yang terkadang
orang tua lelah. Serta pelatihan dengan cara yang lebih
Baik berarti upaya terus-menerus untuk berinteraksi dengan anak setiap saat
sadar dan terkendali. tidak impulsif dan reaktif. Lagi,
Hambatan terbesar untuk menerapkan prinsip ini adalah manusia
diri lama
Mendukung sikap yang sehat adalah dukungan orangtua yang positif
sehingga anak mengembangkan prakarsa yang sehat dan bertanggung jawab
Anak-anak akan belajar bahwa mereka diciptakan dengan potensi yang baik
yang besar.8
ya. Qoulan Sadida: Komunikasi negatif-positif (berbicara
positif)
Prinsip selanjutnya dalam pengasuhan positif adalah
qaulan sadida, yaitu berbicara positif, tegas, tanpa curang,
jujur, tidak mengandung dusta dan apa adanya. Berdasarkan
Marsmaduke Pickthall, qaulan sadida juga mengandung makna
8 Ide
48
langsung ke intinya (straight to the point). Selain itu,
qaulan sadida juga mengandung arti bingung, tidak jelas dan
jangan menyembunyikan kebenaran.9
Orang tua harus belajar menggunakan lebih sering
qaulan sadida, padahal bahasa kita masih sangat sulit diucapkan.
Tuhan berkata:
|· ÷‚ u‹ ø9uρ š⎥⎪ Ï% ©! $# öθs9 (#θä.t s? ô⎯ÏΒ óΟ Ùγ Ï ù= yz Zπ −ƒÍh‘ èŒ $ ¸≈yèÅÊ (#θèù%s{ öΝ Ùγ øŠ n= tæ
(#θà) −Gu‹ ù=sù ©! $# (#θä9θà) u‹ ø9uρ Zωöθs% # ´‰ƒÏ‰y™ ∩®∪
“Dan hendaklah orang-orang yang takut kepada Allah meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah yang takut akan (kesejahteraan mereka). Maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan berkata yang benar.” (QS. An-Nisaa’: 9) 10
Qaulan sadida berarti berbicara dengan jujur, jelas dan tegas. Qaulan
Sadida berbeda dengan fazhzhan (sikap keras). Meskipun pada pandangan pertama Anda bisa
terlihat sama, fazhzhan sama sekali berbeda dengan qaulan sadida.
Fazhzhan cenderung mengatakan hal-hal buruk, keras, kasar dan
menyinggung. Fazhzhan membuat orang lari dan membenci di dalam
hubungan dengan anak-anak.
Mereka akan cenderung marah, menyimpan dendam, melarikan diri dan membenci
dan bersikap kasar kepada orang tua. Fazhzhan berasal dari banyak sumber
ghalizhal qalbi (hati yang kaku dan keras), yaitu hati yang keras
Anda mempercayai orang lain dan cenderung membenci orang lain.
Ghalizhal qalbi begitu mudah ditutupi oleh pandangan negatif
meninggalkan jejak buruk pada orang lain, termasuk anak-anak. Ulang
qaulan sadidan berakar pada keteguhan dalam menegakkan prinsip
kemampuan untuk menjauhkan diri dari masalah dan kekuatan jiwa
untuk memilih yang tepat.
9 Ibid 10 Kementerian Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Semarang:
Kumudasmoro Grafindo, 1994), hier. 547.
49
Sedang mengerjakan. Promosi adhesi (penentuan kedekatan)
Sama seperti pelancong bus malam atau kereta api, orang tua sering melakukannya
dengan anak-anak tetapi tanpa teman dan kedekatan. Perusahaan ibu
mereka memiliki kedekatan fisik (physical kedekatan) tetapi tidak ada ikatan
kedekatan emosional dan hangat yang kuat (keterikatan); Penglihatan
Orang tua memberi tahu anak-anak mereka untuk diam ketika mereka berisik, bukan untuk mengajari mereka
Belajar menghargai orang lain, tapi bukan untuk ketenangan orang tua
terganggu. Orang tua juga sering memberi mereka sesuatu yang menarik
hati, bukan untuk cinta tapi untuk sesuatu yang harus dilakukan
kami memesan. Terkadang kita bahkan menipu mereka dengan janji
kami berikan, tetapi tidak ada bukti untuk memuaskan kepentingan kami
bahkan.
Bangun kedekatan atau dorong keterikatan. itu salah
prinsip penting untuk dipahami saat Anda ingin melamar
pengasuhan yang positif. Ada beberapa aspek positif yang bisa kita pelajari
ketika kita memiliki hubungan yang hangat dengan anak kita.
Sebaliknya, dengan asumsi kedekatan gersang antara orang tua dan anak,
potensi besar bisa saja kandas. Serahkan sisanya kepada kami
mencoba melihat apa yang bisa dilakukan untuk mewujudkan kedekatan
dengan anak-anak. Pertama, seperti yang dilakukan Nabi
gergaji. bisakah kita lebih dekat dengan anak melalui bermain.
Kedua, hampir delapan puluh persen waktu manusia di antara kebangkitan
sampai tidur digunakan untuk komunikasi lagi.
Hal ini memungkinkan kedekatan yang hangat terjalin
komunikasi interpersonal yang baik, menunjukkan kepedulian
dan merawatnya. Rasulullah SAW sangat dekat dengan anak-anak,
dan mendekati mereka sambil menunjuk, antara lain
memperhatikan masalah anak-anak, misalnya ketika dia berkata:
"Wahai Umar, bagaimana dengan Nugher?" Rasulullah saw
dia menemukan waktu untuk bertanya tentang birdie dan bercanda tentangnya
anak-anak. Ketiga, kita bisa menciptakan soul connection dengan anak
50
oleh sentuhan cinta. Nabi, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, mencium sang putri
dan cucunya. Bahkan, Rasulullah terkadang turun sebentar
mimbar untuk mencium cucunya al-Hasan dan al-Husain yang datang
berlari ke arahnya. Itu juga dibawa oleh nabi, semoga Tuhan memberkatinya
Umamah - melihat cucunya Zainab binti Rasulullah - saat dia
dia sedang berdoa. Berikut adalah beberapa hal penting untuk dipahami
tentang pola asuh positif.11
3. Perwujudan orang tua yang positif dalam membesarkan anak
Fauzil Adhim, memaparkan penjelmaan orang tua yang positif dalam
pendidikan anak sebagai berikut:
Sebuah. sorakan, jangan membebani anak-anak
Apakah Anda tahu perbedaan antara mengejar anjing dan dikejar anjing?
Keduanya sama-sama lengkap, tetapi hasil yang berbeda untuk mereka
jiwa dan akhirnya untuk tubuh. Saat berburu anjing, energi
itu hanya akan muncul saat kita melihat anjing lewat di depan kita.
Energi yang awalnya hilang saat berlari putus asa terasa
mengisi semua rongga tubuh kita saat hewan melarikan diri
pengejaran kami sepertinya menyala. Itu membawa semangat sementara
Tujuan kita masih kuat atau kita merasa memiliki potensi yang cukup
untuk mengejarnya.
Tetapi jika demikian, kita tidak memiliki keadaan psikologis yang sama
sebaliknya terjadi. Kami dikejar oleh anjing, bukan diburu. Mungkin
kami hampir tidak berlari lima meter dan merasa mati rasa di sekujur tubuh
tidak berdaya. Kami membutuhkan banyak waktu untuk pulih
energi yang terbuang. Begitu juga kesiapan emosional kita untuk bertindak,
perlu dipanaskan untuk bereaksi dengan cepat. Kecuali itu anjing
menggonggong setelah kita lagi, maka mood untuk mencoba akan datang
muncul kembali, tidak perlu waktu lama; Simpan saja dari
mengancam.
11 Mohammad Fauzil Adhim, op. referensi, (tidak dipublikasikan)
51
Menurut Fauzil, anak-anak memang seperti itu. Saat dia bersemangat
tertanam dalam diri anak-anak, maka ia akan selalu memiliki energi
kesegaran untuk mengejar seekor anjing bernama ideal. Tapi jika
mereka dipaksa untuk mengambil sesuatu yang kita harap mereka miliki,
maka kami adalah penjaga. Anak-anak kita belajar
bukan karena haus akan pengetahuan, tapi karena takut pada kita. saat kita tidur
Tidur adalah semangat anak untuk belajar. Jika kita pergi, kita tetap pergi
keinginannya untuk berbuat baik. Itu menjadi robot dari keinginan kita
menunggu saat untuk memberontak atau, sebaliknya, menjadi
orang yang tidak memiliki nafsu sama sekali. Tidak begitu baik
baginya kecuali untuk makan. Bahkan makanannya pun tidak bisa
bagus untuknya.
Ini mungkin gambaran yang terlalu ekstrim. Tapi jangan
dia tidak mengatakan apa-apa, meskipun saya harap dia tidak melakukannya
kami sekeluarga saya doakan, semoga disetiap penat lelah kami
sayangi mereka di masa muda, nanti Allah 'Azza wa Jalla akan melakukannya
berilah kami rahmat dan kasih sayang di surga-Nya.
Tidak ada lagi mimpi yang mengharukan bagi orang tua
anak-anaknya, kecuali dengan harapan bahwa mereka akan menjadi anak-anak ilahi
yang berdoa (waladun shalihun yad'ulah). Itu sebabnya
kita harus lebih berhati-hati apa
dapat membawa mereka kepada kesalehan. Orang tua harus
menyentuh hati anaknya, untuk menghidupkan semangatnya. TIDAK
berkaitan dengan jumlah pengetahuan yang mereka serap.
Adapun jiwa mereka, kita lupa menghidupkannya kembali. 12
Penelitian dilakukan oleh Marian C. Diamond, peneliti otak
Einstein, yang telah mempelajari otaknya, mencoba memahami Diamond
lebih lanjut dengan melakukan berbagai percobaan pada tikus.
Pertama dia memberi pengayaan lingkungan, lalu dia mencobanya
mereka melakukan percobaan yang berbeda. Diamond mempelajari dua kelompok
12 Ide
52
bisep. Suatu kelompok mendapat pengayaan emosional, yaitu
mereka diperhatikan ketika dia memberikan sentuhan cinta itu, dia
menunjukkan tanda-tanda fisik peningkatan fungsi sistem anggota tubuh
dia.
Oleh karena itu mengacu pada percobaan ini, pengayaan
mental dapat memberi kita kemampuan fisik yang lebih luas
untuk kecerdasan intelektual dan emosional. Seperti yang dijelaskan dalam buku
Smart Learning: Brain-Based Learning gepublicerd door MLC, Bandung.
Ada sejumlah penelitian lain yang mirip dengan hasil eksperimen
berlian. Penelitian kali ini menyangkut orang. tidak ada tikus.
Singkatnya, pengayaan mental akan meningkatkan kapasitas
kecerdasan alami manusia dan anak-anak. Peningkatan kapasitas mental
memberi mereka kecerdasan cairan yang lebih tinggi.
Apa itu Fluid Intelligence? Rumusnya adalah sebagai berikut: “kecerdasan cair
itu adalah ukuran efisiensi kerja otak, bukan jumlah kejadian
tersimpan di dalamnya.” Seorang anak mungkin tahu banyak, tapi
tidak dapat menggunakan pengetahuan di otaknya. diambil
belajar, katakanlah, kimia karbon, pada usia yang sangat muda.
Tapi dia tidak bisa memanfaatkannya. Pengetahuannya
tentang kimia karbon menjadi gunung mati pengetahuan,
menjadi kabut data di otaknya.
Situasi seperti ini terjadi dengan mudah sebagai anak-anak kita
belajar seperti robot. Mereka belajar dengan berat badan mereka
membuang. Tanpa tujuan, tanpa keterlibatan emosional, tanpa kemampuan
untuk menikmati. Saat yang paling membahagiakan bagi mereka adalah
ketika dia bebas dari biaya dan klaim
Hal ini berbeda dengan anak yang belajar karena mereka ada
gairah yang membara dalam dirinya. Semangat belajar selalu ada
dirinya sendiri, kecuali orang tua atau guru telah menjebaknya dengan itu
13 Ide
53
rutinitas konstan tanpa memberikan kesempatan untuk berhenti
jiwanya. Salah satu bentuk pembaharuan jiwa adalah hiburan diri.
Menurut Fauzil, sekolah sudah memberlakukan jadwal
studi penuh waktu (full-time), tidak bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja
rumah bertumpuk. jadi kamu tidak punya anak
semakin pintar, sebaliknya, inisiatif, antusiasme dan
kecerdasan cairannya bisa melemah. Orang tua bisa memberikannya
mereka menggambar sebagai bahan pengayaan jika ingin berlatih
meningkatkan kapasitas mentalnya di rumah, tapi tidak
pekerjaan rumah.
Anak-anak penuh inisiatif, kemampuan
emosi mereka berkembang, keterampilan sosial mereka tanpa hambatan, mereka
mereka harus diberi kesempatan untuk menikmati liburan tanpa beban
akademik. Orang tua dapat memberi mereka pengalaman yang memperkaya
menantang pekerjaan rumah. Misalnya
memelihara atau menggembalakan kambing. Aktivitas seperti itu buruk
efektif dalam mendorong empati dan kepemimpinan diri.
Selebihnya, semangat merekalah yang perlu diangkat.
Tidak membebani mereka dengan tuntutan yang dibebankan pada mereka
seperti dikejar anjing. Sejumput makanan dalam situasi stres
secara seimbang itu akan jauh lebih berat daripada sekarung batu bata
hilang. Begitulah jiwa anak-anak. Ini akan menjadi tugas yang sederhana
rasanya sulit secara mental dan melelahkan ─tidak hanya secara fisik─ ketika kita
memberikannya sebagai tuntutan dan bahkan ancaman. Tapi tugas
sesuatu yang sangat aneh, rumit, bahkan sulit, jika kita rukun
Dukungan dan perhatian nyata akan ringan. Itu bisa jadi proyek
bahkan terasa di luar batas kemampuan. Tapi sekali lagi, dalam
keadaan kegembiraan dan gairah membara insya-Allah
54
mereka akan dapat melaksanakan tanggung jawab mereka. Dan ini dia
yang harus ada dalam jiwa anak-anak
ya. mengembangkan rasa percaya diri pada anak
Perasaan rendah diri atau rendah diri adalah penyakit mental
yang dapat menghambat perkembangan potensi anak. jika boleh
melanjutkan perasaan ini menyebabkan anak menjadi terasing dan bahkan berperilaku
untuk membedakan. Salah satu kesulitan dalam membangun rasa percaya diri anak
adalah sikap orang tua yang paling keras kepala
pikiran negatif tentang ketidakmampuan diri sendiri atau mengembara
Sindrom "Saya tidak bisa" ketika orang tua seharusnya tidak melakukannya
mereka memiliki pendapat seperti itu. Jadi percayalah
bukan karena lahir. Sangat mudah bagi anak-anak untuk mengembangkan harga diri yang rendah, bukan
mampu karena ada banyak hal yang mereka tidak tahu. Harus,
orang tua mereka memberi mereka kesempatan dan mendorong mereka
terus menerus tentang kegiatan yang akan mereka lakukan.
Menurut Abdul Mustaqim ada beberapa cara untuk mengembangkan rasa percaya diri pada anak: 1. Berikan pujian untuk setiap perbuatan baik
anak itu melakukannya. Pujian tidak berarti memberikan hadiah materi. Jempol, ciuman atau ekspresi bahagia dari orang tua bisa menjadi hadiah yang tak terlupakan untuk anak.
2. Ajari anak mengungkapkan perasaannya. Mengekspresikan perasaan anak dapat membantu membuat komunikasi dalam keluarga berjalan lebih lancar.
3. Mengajari anak kepekaan sosial. Para sahabat Nabi sering membawa anaknya ke majelis. Kesempatan ini dapat berkontribusi pada upaya sosialisasi anak-anak di lingkungan masyarakat.
4. minta izin anak jika memindahkan barang. Cara ini dapat memperkuat kepercayaan anak terhadap orang tuanya dan anak akan merasa dihargai sebagai individu.
5. Jangan remehkan prestasi anak. Orang tua sebaiknya menghindari kata-kata yang membuat anak minder atau berpikiran negatif, misalnya, “Kamu bodoh, bodoh, keras kepala, selalu ribut” dan sebagainya. kata
14 Muhammad Fauzil Adhim, Pengasuhan Positif……., ό.π. cit., hal. 156-162.
55
itu masuk ke alam bawah sadar dan menyebabkan anak kehilangan kepercayaan diri. Sebaliknya, ucapkan kata-kata yang membuat jantungnya berdetak lebih kencang, seperti, "Wah, kamu anak mama yang hebat."
6. Anda tidak suka menakut-nakuti anak-anak. Orang tua hendaknya tidak menakut-nakuti anak tentang sesuatu yang tidak perlu ditakuti. Sayangnya, beberapa orang tua terkadang ingin melakukan hal tersebut saat anaknya menangis atau rewel. Misalnya dengan kata-kata: “Waspadalah terhadap polisi. waspadalah terhadap hantu. hati-hati terhadap katak, dll. Hal terbaik bagi orang tua adalah mendapatkan keberanian karena mereka benar dan takut karena salah.
7. Jangan mengkritik tindakan anak. Karena itu membuat anak-anak memandang rendah kritik dan bertindak jelek. Dia akan selalu mengingat celaan ini di dalam hatinya. Orang tua harus selalu berpegang pada apa yang mereka katakan ketika bersama anak-anak mereka, jangan mengkritik atau mengutuk mereka, jika anak melakukan kesalahan, tunjukkan apa yang benar tanpa menyakiti mereka.
8. beri anak kesempatan untuk memutuskan apa yang diinginkannya. Dengan cara ini, orang tua telah mengajari anaknya tanggung jawab atas sesuatu yang menjadi miliknya, dan anak akan bangga dengan pilihannya sendiri.
Sedang mengerjakan. mereka meningkatkan hafalan tanpa melemahkan kecerdasan
Anak-anak kita dilahirkan dengan karunia yang luar biasa.
Anak yang lahir di gang sempit sama cerdasnya
dengan anak yang lahir di rumah sakit mewah. orang-orang yang
yang lahir di Jepang sama cerdasnya dengan anak yang lahir di Kupang.
Keduanya makan banyak ikan - salah satu makanan terbaik
untuk otak. Begitulah cara orang tua membesarkan mereka
menentukan akan menjadi apa anak itu sebagai pribadi.
Sepanjang sejarah kita bahkan bertemu orang-orang hebat
lahir dari kamar kecil rumah sempit. Rasulullah, saw, banyak
dia menghabiskan waktunya di sebuah rumah yang sangat kecil. Meskipun dia
dia adalah pria yang hebat dan tidak ada yang lebih besar darinya
15 Abdul Mustaqim, Menua Dengan Bijak: Solusi Kreatif Mendelegasikan Dengan Berbeda
Masalah pada Anak, (Bandung: Mizan Pustaka, 2005), hlm. 95-101.
56
sejarah. Ada Imam Syafi'i yang meletakkan dasar-dasar ilmu fikih.
Dia tumbuh dalam kemiskinan dan kemiskinan, tetapi ibunya
beliau adalah orang yang sangat kaya ilmu dan kaya iman. Muda selalu
menyalurkan semangat dan arahan kehidupan anak yatim sejak kecil, Imam Syafi'i
dia dibesarkan dengan mendengarkan pembacaan ayat-ayat suci Alquran
Ibunya. Pada usia tujuh tahun ia telah hafal Al-Qur'an. Diumur
mempelajari Al-Qur'an selama sepuluh tahun dan Ulumul pada usia enam tahun
lima belas tahun dia berhak mengeluarkan fatwa. Tuan rumah
orang-orang memandangnya untuk meminta nasihat di usia yang begitu muda.
Sedangkan para lansia masih belum memiliki fasilitas yang cukup untuk hal tersebut
memahami agama.
Mungkin ada yang salah dengan pendidikan di negara bagian ini. Pengajar
yang pandai menjelaskan sehingga yang belum mengerti bisa mengerti
dan mereka yang mengerti tumbuh. Seorang guru yang lebih baik memberi
contoh, sementara guru terbaik menginspirasi. Harus
ketika guru melatih siswa untuk mengulang materi berkali-kali
diajarkan, karena akan meningkatkan kemampuan otak untuk melakukan hal ini
ingat dan gunakan sebagai bahan pemikiran. Pengulangan
diucapkan dengan cara, meskipun lembut (tidak ke hati), akan
lebih pintar. Hal yang sama berlaku untuk membaca.
guru harus mengekspresikan diri secara lisan ketika mereka mengajar
karena akan lebih bermanfaat daripada membaca dalam diam.
Tapi hanya mengulang untuk mengingat tanpa menghargai
Artinya, itu menjadi awan data yang membosankan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif anak. Ini juga menyebabkan anak-anak
mudah bosan dan kehilangan semangat. Setiap proses memori
itu dilakukan semata-mata karena tekanan untuk mengejar simpanan daripada yang dia lakukan
itu akan menjadi beban.
Anak-anak sebenarnya belajar mengingat banyak hal
itu tidak salah. Yang perlu diwaspadai adalah stimulan
untuk mengingat mereka. Bukan jumlah materi yang Anda butuhkan
57
menghafal. Dalam banyak hal, mau tidak mau mereka harus merespons secara eksplisit.
Nama-nama unsur kimia tidak bisa tidak diingat. Tetapi
Menghafal harus dimulai dengan pengertian dan cinta. Di luar
Oleh karena itu, proses menghafal lahir dari pikiran yang agung, bukan sebagai
keakraban sederhana
Hai. Memperkenalkan Tuhan kepada anak-anak
Langkah orang tua untuk mengenalkan Tuhan
anak-anak di antaranya:
1. Mulailah buah hati Anda dengan kalimat Laa Ilaaha Illallaah
Nabi pernah mengingatkan, “mulai bayi-
bayi Anda dengan kata-kata Laa Ilaaha Illallah '. Ini adalah kata suci
yang harus kita perkenalkan pada awal kehidupan bayi, hingga
menekan otaknya dan menghidupkan kembali cahaya hatinya. Apa
apa yang bayi dengar di awal kehidupan mereka
berpengaruh pada perkembangan selanjutnya, terutama pada
pesan yang disampaikan mengesankan.
Suara ibu yang terdengar jelas berbeda dengan suara lainnya
pengucapannya, terasa lebih mengajar (gaya mengajar) atau
masuk ke dalam percakapan yang intim, memberi pengaruh lebih
untuk perkembangan bayi. Selain memperkuat pesan kepada anak,
Cara ibu berbicara seperti ini juga meningkatkan IQ secara signifikan
bayi, terutama usia 0-2 tahun. Ini pelajaran Fauzil
kutipan dari hasil penelitian Bradley dan Caldwell berjudul, 174;
Anak-anak: penyelidikan tentang hubungan antara keluarga
Lingkungan dan perkembangan kognitif selama 5 tahun pertama
bertahun-tahun.
Ketika seorang anak tumbuh dan dapat meniru
apa yang dikatakan, Rasulullah memberi contoh
cara mempelajari frasa yang sangat berharga
untuk iman anak-anak di masa depan.
16 Muhammad Fauzil Adhim, Pengasuhan Positif...., ibid., hlm. 216-220.
58
2. Iqra' bismirabbikal-ladzii pencipta
Sifat Allah yang pertama kali memperkenalkan kita
adalah al khaliq dan al karim, seperti firman-Nya,
ù& tø% $# ÉΟ ó™$$ Î/ y7 În/u‘ “ Ï% ©! $# t, n= y{ ∩⊇∪ t, n=y{ z⎯≈|¡Σ M}$# ô⎯ÏΒ @, n=tã ∩⊄∪ ù& tø% $#
y7 š/u‘ uρ ãΠtø. F{$# ∩⊂∪ “ Ï%©! $# zΟ ̄=tæ ÉΟ n=s) ø9$$ Î/ ∩⊆∪ zΟ ̄= tæ z⎯≈|¡Σ M} $# $ tΒ óΟ s9
÷Λs> ÷ètƒ ∩∈∪
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia membentuk manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Maha Penyayang. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan manusia apa yang tidak mereka ketahui." (Q.S. al-Alaq [96]:1-5)17
Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan orang tua
anak-anak ketika mereka mulai kita bisa bicara. Pertama,
Memperkenalkan Tuhan melalui sifat pertama-Nya
diperkenalkan, yaitu al khaliq (Sang Pencipta). Perusahaan ibu
menunjukkan kepada anak-anaknya bahwa dimanapun kita berada
di depan wajah kita, di sana kita menemukan ciptaan Tuhan. Kami
meningkatkan kesadaran dan kepekaan terhadap mereka, semua itu
segala sesuatu di sekelilingnya adalah ciptaan Tuhan. Mari berharap
ini akan menunjukkan kekaguman anak kepada Tuhan. adalah
merasa takjub, begitu tersentuh sehingga saya mengagumi Dia.
Kedua, orang tua mengajak anak untuk mengidentifikasi diri dan
bersyukur atas berkah yang terkait dengan bagian-bagian tubuhnya. Oleh
disini kami mengajak mereka untuk menyadari bahwa Tuhanlah yang menciptakan
semua ini. Sedikit demi sedikit kami mendorong mereka untuk menemukan
perintah dibalik kesempurnaan penciptaan anggota tubuhnya.
Misalnya, katakanlah kepada seorang anak yang hampir berusia dua tahun:
'Mana matanya? Oh dua mata, ya? kelip.
Alhamdulillah, Tuhan telah menciptakan mata yang baik untukmu."
17 Kementerian Agama Republik Indonesia. pada. cit., hal. 1079.
59
Secara bertahap ajari anak proses penciptaan
pria. Tugas belajar itu nanti kalau anak sudah
Masuk ke sekolah dapat dilakukan oleh orang tua bersama
guru di sekolah. Selain mendongkrak tujuan kecerdasan mereka
yang utama adalah meningkatkan kesadaran - tidak hanya
pengetahuan─ yang telah Allah ciptakan dan gunakan
hidupnya untuk Tuhan.
Ketiga, beri anak sentuhan sifat kedua
pertama kali diperkenalkan kepada kita oleh Allah, yaitu sudah
Karim. Di alam ini, ada dua ciri keagungan yaitu
kemuliaan dan kelimpahan. Sebagai orang tua Anda harus bisa melakukan itu
mempertajam kepekaan mereka untuk menangkap sinyal
kemuliaan dan kebaikan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga cinta dan harapan untuk Tuhan dapat tumbuh. 18
M. Belajar menulis dari Playgroup
Mulai usia berapa kita bisa mengenalkan anak?
menulis dan menulis? Kita bisa mengenalkan anak membaca dan
bahkan menulis sejak usia satu tahun tidak berarti belajar
literasi dapat diajarkan secara formal di tingkat taman kanak-kanak. Apalagi untuk bermain
kelompok (prasekolah) dan penitipan anak (taman kanak-kanak).
di negara ini menjadi taman kanak-kanak!).
Pembelajaran formal untuk membaca dimulai sejak usia dini
tingkat pendidikan sekolah dasar. Tapi kalau anak-anak sudah punya
keterampilan membaca dan menulis yang memadai di taman kanak-kanak,
Sekolah menyediakan program pendidikan yang sesuai. Artinya, satu
sekolah ada program pendidikan yang tersedia tergantung pada levelnya
kemampuan dan kecepatan belajar anak.
Artinya sebelum anak mengikuti pembelajaran di
kelas satu sekolah dasar, pertama ada proses penilaian keterampilan dari
sekolah. Selain itu, sekolah memiliki program pendidikan
18 Muhammad Fauzil Adhim, Pengasuhan Positif……, ό.π. cit., hal. 234-236.
60
tergantung kemampuan dan keterampilan anak. Mereka yang memiliki
dia bisa membaca tetapi tampaknya tidak termotivasi mengapa
proses pembelajaran pada fase sebelumnya salah, dia bergabung dengan grup
anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis mengikuti mereka
proses pelatihan ulang.
Jika anak tidak suka membaca dan
menulis, kami sangat berharap mereka akan diberitahu orang
yang ingin mengembangkan diri dan menambah pengetahuannya. Itu
karena negara maju -- atau negara yang benar-benar ingin maju --
sangat peduli dengan indeks bacaan (reading index) dan level
kemampuan membaca seperti yang ditunjukkan oleh skor membaca. Hari
Saat ini, indeks bacaan berada pada level yang sangat buruk
dan menyedihkan. Hanya 0,009. jauh di bawah Jepang
Pembacaan indeks hingga 17 digit.
Cara mengajar menulis untuk anak usia satu tahun
tahun? Pertama sebelum kita mengenalkan membaca dan menulis
Lebih sistematis, mereka seharusnya sudah terbiasa dengan kegiatan membaca
maupun untuk menulis. Diketahui berarti mereka memiliki pengalaman positif
dari lingkungan terdekat, yaitu orang tua, dengan dua kegiatan
o Mereka juga bersenang-senang
simak dua istilah penting ini: membaca dan menulis. Kedua,
proses pembelajaran -- dalam hal memberikan pro-
membaca - sesuai dengan empat prinsip dasar pembelajaran awal,
yaitu spontan, alami, antusias dan menyenangkan.
Seringkali hal itu membuat anak sangat bersemangat untuk belajar
justru kegembiraan orang tua yang memberi pengalaman
Belajar. Kegembiraan yang tinggi ketika kita mengajak anak belajar, lebih banyak lagi
lebih penting daripada kemampuan untuk mengajar anak membaca atau menulis.
Karena itu, yang pertama menginspirasi
belajar menjadi lebih mudah, sedangkan yang kedua - yaitu keterampilan
61
mengajar - hanya membawa keterampilan ke depan. Sementara kekuatan
tanpa kemauan yang kuat itu hampir tidak berguna.
Jadi baik orang tua maupun guru TK dan SD
lebih rendah (kelas 1 sampai 3) harus difokuskan
semangat dan budaya belajar anak melalui kemampuan dan prestasi
Belajar. Kecuali jika kita tidak mengharapkan apa-apa selain tepuk tangan dan klik
kagum.19
makanan Membangun karakter anak
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh kecerdasan kecuali jiwa
itu tempat tumbuhnya sangat rapuh. Bukan
kejeniusan otak yang mengubah orang hebat menjadi pemberi
warna dalam sejarah. Itu tidak berpikir cepat
beberapa negara lebih dihormati daripada yang lain.
Di negara-negara yang sangat dihormati, itu bisa menjadi otak
Namun, anak-anak mereka tidak sepandai kami
mereka memiliki karakter yang kuat, begitu kuat karakter mereka
sebagai individu dan sebagai bangsa untuk segera menentukan
sikap, tidak mudah, tanpa ragu-ragu. Mereka juga tidak goyang saat diguncang
mereka menentukan sikap.
Anak-anak yang memiliki banyak pengaruh pada teman-temannya
mainan dengan usia yang sama atau lebih tua, sering
kali tidak ditentukan oleh kecerdasan mental, tapi
seberapa kuat karakter itu membentuk dirinya? terlepas dari karakter dia baik
atau buruk. Jika karakter yang menonjol benar-benar bagus, maka para pria
anak-anak di sekitarnya akan cenderung terbawa suasana. Kejahatan asli
kejahatan berkurang dan secara bertahap menjadi baik.
Sedangkan yang bagus akan berjalan beriringan dan bersaing
lebih baik.
Karakter yang kuat dibentuk dengan menanamkan nilai-nilai
itu menekankan yang baik dan yang buruk. Harga ini telah diteruskan
19 Muhammad Fauzil Adhim, Positive parenting…., ό.π. cit., hal. 258-264.
62
apresiasi dan pengalaman, yang membangkitkan rasa ingin tahu, dan
rasa jijik yang sangat kuat dan tidak terlibat
pengetahuan.
Suatu ketika seorang siswa belajar bagaimana melakukan pendidikan moral
Pancasila, yaitu sebagai contoh penyediaan tempat duduk bagi ibu hamil
pada saat dia mengambil sikap, tetapi ini bukanlah proses penghakiman.
Itu hanya hafalan dan pengetahuan. Meskipun pengetahuan
hampir tidak berpengaruh pada perilaku jika
pengetahuan tidak sesuai dengan sikap kita.
Pengetahuan yang tidak dapat diandalkan dan benar-benar berpengalaman-
memang tidak menutup kemungkinan dokter spesialis penyakit dalam
Juga mudah mati karena terlalu banyak merokok
Apa yang terjadi dengan pengetahuannya? Tidak ada yang salah.
Namun pengetahuan yang tidak dialami dan tidak diyakini sebagai sikap
Yang terbaik dari semuanya, itu tidak meninggalkan kesan pada perilaku. Dan sikap terbaik
penopangnya adalah harapan dan ketakutan.
Karakter yang kuat cenderung hidup dengan cara yang mengakar
anak-anak itu sendiri ketika mereka telah dibangunkan untuk menginginkan sejak awal
agar hal itu terjadi, Anda harus belajar berduka ketika orang lain tidak
dia melakukannya, membangkitkan keinginannya untuk membuat orang
Orang lain baik dan dengan bangga mendorong Anda untuk melakukannya
dianggap aneh.
Pendidikan tentang baik dan buruk dan benar dan salah tanpa
memang, itu membangkitkan keinginan untuk membuat orang lain benar
mereka cenderung rapuh. Itu bisa jatuh di dua tempat: tua atau mudah
menghakimi orang. Ini, pada gilirannya, juga bisa menyenangkan
kelemahan berikut: tidak dapat menerima kebenaran atau
Sebaliknya, imannya, sekali rusak, akan runtuh. 21
20 Ibidem, hal. 270-272. 21 Ibidem, hal. 273-274.
63
BAB IV
ANALISIS KONSEP POSITIF PARENTING MENURUT MOHAMMAD
FAUZIL ADHIM DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
A. Analisis konsep positive parenting menurut Muhammad Fauzil Adhim
Menurut Fauzil Adhim, mengasuh anak bukanlah dua hal
menyebabkan orang tua melakukan kekerasan terhadap anaknya. Pertama, kekurangannya
pengetahuan pendidikan. Dan mungkin termasuk orang tua yang berpendidikan
panjang. Namun seringkali ilmu yang kita dapatkan di bangku kuliah
Pendidikan tinggi adalah ilmu mempersiapkan kemajuan karir
lebih tinggi, sedangkan kita tidak cukup siap untuk pengetahuan tentang penjelmaan
perusahaan induk.
Kedua, Masail Qolbiyah (urusan hati) kita tidak terurus. Diri
mengalami kelaparan rohani. Karena itu, kapan harus mengisi bahan bakar
anak-anak roh kita, terkadang kita sering tidak cerdas secara emosional
harus mengarahkan anak ke kecerdasan emosional, orang tua sering
Mereka tidak memiliki kehebatan jiwa dalam hal membesarkan anak. ketika
Kelaparan rohani jauh lebih berbahaya daripada kelaparan
Banyak.
Upaya yang dilakukan orang tua dalam membesarkan anak adalah
meningkatkan pengasuhan dan mengubah cara anak-anak dibesarkan, terutama dengan
menghargai semua kebaikan yang dilakukan anak, mendorong inisiatif-
inisiatif, mendorong antusiasme mereka, menunjukkan penerimaan yang tulus,
dan mereka memberikan perhatian hangat pada semua kebaikan yang mereka lakukan
Saya lakukan. Kemudian orang tua harus mengembangkan inisiatif positif dan
pendekatan secara positif. Ini disebut orang tua yang positif.
Menurut Fauzil Adhim, Positive Parenting dimulai dari
mereka memberikan nama yang bermakna bagi anak-anak. Di sana kita pergi
menyampaikan makna dan harapan dibalik nama tersebut
dia menularkannya kepada anak-anak kita. Dengan membawa harapan ini,
pastikan anak tidak merasa terbebani, tapi anak harus
64
mereka didorong untuk memulai apa pun yang dimiliki anak-anak baik
dengan arti nama yang disandangnya. Untuk mendorong
anak untuk menyadari semua potensi baik yang mereka miliki, par
Orang tua harus memelihara kesehatan mental anak mereka, bukan?
mereka menawarkan berbagai pengetahuan material yang tidak begitu dirasakan
manfaat dari anak, apalagi jika anak diberi materi yang berbeda
merasa terpaksa dan terbebani.
Penelitian yang dilakukan oleh Marian C. Diamond (peneliti otak
Albert Einstein) menunjukkan bahwa pengayaan emosional yaitu
memberikan perhatian yang penuh kasih dapat memberikan keterampilan
fisika yang lebih luas untuk intelek dan kecerdasan emosional. Investigasi lain
itu juga menunjukkan bahwa pengayaan mental akan meningkat
kecerdasan alami dan memungkinkan anak memiliki kecerdasan cair
yang lebih tinggi.
Kecerdasan cairan adalah ukuran efisiensi otak, bukan tolok ukur
jumlah peristiwa yang tersimpan di dalamnya. Seorang anak mungkin tahu
banyak, tapi dia tidak bisa memanfaatkan pengetahuan di otaknya.
Dia bisa belajar sesuatu, tapi tidak mendapat manfaat darinya.
Ilmunya menjadi tumpukan ilmu mati hingga tiba waktunya
data smog (data smog) di otaknya.
Situasi seperti itu terjadi dengan mudah ketika anak-anak belajar suka
robot, mereka belajar dengan beban yang harus mereka singkirkan. Tanpa
tujuan, tanpa keterlibatan emosional, tanpa bisa menikmati, tidak akan menjadi segalanya
mereka membuat anak-anak lebih pintar. sebaliknya, inisiatif, antusiasme dan
kecerdasan cairannya bisa melemah. Momen paling bahagia untuk
itu adalah ketika mereka bebas dari beban dan tuntutan
Ini berbeda dengan anak-anak yang belajar karena mereka
gairah yang membara dalam dirinya. Semangat belajar selalu ada
mereka, kecuali orang tua atau guru mereka mengaturnya
rutinitas yang konstan tanpa memberi kesempatan istirahat bagi jiwa anak.
1 Neni Rohaeni, "Positive Parenting of Children", http://kd. Cibiru.UPI.Edu
65
Salah satu bentuk istirahat adalah menghibur diri sendiri, misalnya dengan mengajak anak-anak
kami berlibur ke mana pun mereka suka.
Menurut Fauzil Adhim, sekolahnya lebih bagus
mereka meresepkan jam belajar penuh waktu (sepanjang hari), mereka tidak menyediakannya
tumpukan pekerjaan rumah. Dia hanya tidak punya anak
dia menjadi lebih pintar. Sebaliknya, inisiatif, antusiasme, dan kecerdasannya yang mengalir bisa
terganggu. Sekolah perlu merancang kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan, antusias dan positif sehingga anak memiliki semangat yang berapi-api
selama studi. Jika tidak, anak bisa mengalami stres akibat beban belajar
yang melebihi Kami dapat memberi mereka proyek sebagai bahan pengayaan
jika mereka ingin berlatih meningkatkan keterampilan mental mereka
Di rumah. Oleh karena itu, agar menjadi anak yang penuh inisiatif,
kemampuan emosionalnya berkembang, kemampuan sosialnya tidak terkekang. Dari
karena mereka mendapatkan kesempatan untuk menikmati hari
liburan tanpa beban belajar. Selebihnya, antusiasme merekalah yang dibutuhkan
dibangkitkan bukannya membebani mereka dengan persyaratan seperti
dikejar anjing
Tugas yang sederhana akan terasa terlalu berat dan melelahkan jiwa,
bukan hanya secara fisik - ketika orang tua memberikan anak dengan cara ini
tuntutan bahkan ancaman. Tetapi pekerjaannya sangat aneh, rumit dan
bahkan jika orang tua berpartisipasi dengan memotivasi dan memberikan anak-anak
perhatian yang tulus, anak akan merasa lebih ringan, dan Insya Allah anak
mereka akan dapat melaksanakan tanggung jawab mereka. Dan itu seharusnya
itu ada dalam jiwa anak-anak. 2
Membesarkan anak secara positif juga berarti memberikan vaksinasi seumur hidup
Untuk anak-anak. Intinya perhatikan dan fokuskan hatinya
dalam kebaikan. Waktu terbaik untuk melakukan ini adalah sebagai seorang anak
ajukan pertanyaan kepada kami, apa saja
pertanyaan ini. Kesediaan anak untuk meminta kepada orang tua adalah
tanda bahwa mereka mempercayai orang tua mereka
2 http://www. Bmh-Jatim.org/module.php
66
jawab Sikap terbaik orang tua adalah menghormati keyakinan anaknya
dengan tidak memadamkan kerelaan untuk meminta dan memberi
jawaban yang menyentuh dan menyegarkan jiwa, tetapi juga tumbuh
kami mempercayai anak-anak kami untuk bertindak. Semakin tua atau
Menjadi pendidik seperti itu tidak cukup mengumpulkan saja
banyak jawaban. Sangat direkomendasikan untuk orang tua
itu adalah arah yang kuat dalam pendidikan anak, cita-cita besar, visi yang jelas
kejelasan dan kemauan untuk terus belajar.
Kunci untuk menjadi orang tua dan pendidik yang positif adalah dengan menunjukkan
dalam Q.S An-nisa ayat 9, sebagai berikut:
|· ÷‚u‹ ø9uρ š⎥⎪Ï% ©! $# öθs9 (#θä.ts? ô⎯ ÏΒ óΟ Ùγ Ï ù= yz Zπ −ƒÍh' èŒ $≈yèÅÊ (#θèù%s{ öΝ Îγ øŠn= tæ (#θà) −Gu‹ ©!ù= s #
(#θä9θà) u‹ ø9uρ Zωöθs% #‰ƒÏ‰y™ ∩®∪
“Dan orang-orang yang takut kepada Allah hendaknya meninggalkan anak-anak yang lemah yang takut akan (kesejahteraan mereka). oleh karena itu mereka harus bertakwa kepada Allah dan berbicara kebenaran.'' (Q.S. an-Nisaa': 9).3 Menurut Fauzil Adhim, untuk melakukan pola asuh yang positif,
Kontrol emosi orang tua adalah sesuatu yang pasti terjadi di dalam
selain orang tua, kata-kata harus selalu mengatakan demikian
berpedoman pada Al-Quran dan As-Sunnah Rasulullah. 4
Menurut penyusun, orang tua harus mengatakan yang sebenarnya, yang sebenarnya dan tidak
dia tidak menipu / menutupi kebenaran kepada putranya jika dia melakukannya
berbicara, dan harus, antara lain, sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran
adalah untuk mengungkapkan kebenaran pada waktu yang tepat.
Sebuah kata yang qaulan sadida bisa dikatakan apa adanya
memiliki dasar ilmiah yang jelas, jika tidak orang tua tidak dipanggil
berbicara dengan qaulan sadida ketika dia berbohong kepada anaknya dan
3 Kementerian Agama Republik Indonesia, op. kutipan, hal. 547. 4 http://www.usahamulia.net, diterbitkan: 25/3/2007
67
mereka mengaburkan kebenaran dan menggunakan kata-kata yang tidak jelas artinya
dari truk.
Misalnya, kita berkata: "Ayo, coba anakku! Lari ke sana ke dapur, lihat, ada kucing menggendong anaknya!". Anak tersebut lari ke dapur karena penasaran, sedangkan orang tuanya langsung melarikan diri dari kendaraan karena takut tertangkap oleh sang anak. Orang tua merasa anaknya asyik dengan kucing palsu itu, walaupun mereka menangis menjerit tapi telinga kita tidak mendengar. Kelihatannya sepele, tapi akibatnya bisa tak terduga.
Merasa ditipu dan dikhianati tidak mengajarkan anak untuk percaya
orang tua dan semakin besar ketidakpercayaan yang dirasakan anak.
B. Analisis pengaruh konsep positif orang tua terhadap pengasuhan anak
Singkatnya, gagasan Fauzil Adhim dalam
Upaya mengasuh dan mendidik anak pada usia dini adalah konsep parenting
apa yang harus dilakukan oleh setiap orang tua yang menginginkan anaknya
karakter mulia. Untuk memiliki anak dengan karakter positif,
maka pola asuh yang positif harus disusun. yaitu dengan
persiapan menjadi ibu yang baik dan mampu memilih lingkungan yang sesuai
mendukung.
Sebelum bayi lahir, ibu harus membuat komitmen bahwa dia akan melakukannya
Terapkan gaya pengasuhan yang positif. Janji untuk mencoba
jaga dua hubungan utama, hubungan dengan anak dan dengan pasangan. Hal-hal
Hal paling berharga yang bisa diberikan kepada anak adalah suasana di dalam rumah
rukun, yang hanya dapat dicapai dengan melangsungkan perkawinan, yaitu
menghormati satu sama lain dan selalu berkonsultasi satu sama lain dalam setiap keputusan
keputusan. Menurut psikolog anak, pengasuhan yang positif sangat bermanfaat
berguna untuk lebih mengenal kepribadian anak, dan yang terpenting
adalah membuat anak merasa aman. 5
5 Abdul Mustaqim, Penuaan Yang Bijak: Solusi Kreatif Untuk Berdelegasi Dengan Berbeda
Masalah Anak (Jakarta: Mizan Pustaka, 2005), hlm. 50-52.
68
Untuk menerapkan konsep makna positif dengan benar,
Orang tua perlu belajar bagaimana menghadapi emosi. Kunci keberhasilan praktis
itu terletak pada pengendalian emosi yang baik. Saat kita panik,
Stres emosional cukup tinggi atau Anda ingin mengakhirinya
segera ketenangan di dalam akan hilang. Terlebih lagi, kemarahan mengendalikan kita, kita
Saya tidak berpikir jernih lagi untuk bisa melakukan yang pertama, kedua, dan kedua
ketiga. Sulit bagi kami untuk menemukan kata yang tepat, bukan karena kami tidak memilikinya
kosakata yang baik, tetapi karena perasaan kita sangat
negatif. Sementara itu, bersikaplah baik dan penuh kasih sayang
membutuhkan pengendalian emosi yang hati-hati. Kami sabar. Dan
kita harus terus memperbaiki ini. Kita tidak bisa melakukannya tanpa itu
menerapkan pola asuh positif.
Firman Allah SWT dalam ayat Surat 'Abasa (18-20):
ô⎯ÏΒ Äd“ r& >™ó© x« … çµ s) n=yz ∩⊇∇∪ ⎯ ÏΒ >π x ôÜœΡ … çµ s) n=yz … çν u'£‰s) sù ∩⊇® ∪ § Ν èO Ÿ≅‹ Î6¡¡9$# … çν u œ£ o„ ∩⊄⊃∪
“Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani Allah menciptakannya lalu menetapkannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya. (Q.S. Abasa: 18-20) Dari ayat ini dapat diartikan bahwa manusia lahir dari sesuatu
benda sederhana yang nilainya tidak ada harganya sama sekali, terbuat dari bahan
pohon yang tidak memiliki nilai. Namun, Sang Pencipta adalah dia
mendefinisikannya dengan memberinya nilai dan nilai, menjadikannya makhluk
yang sempurna sehingga ia dapat menjalankan tugas-tugasnya dalam kehidupannya
oleh karena itu manusia tidak boleh sombong. Dari ayat ini Anda bisa
Kesimpulannya, sebagai orang tua kita harus menjalankan perintah Tuhan, yaitu
mendidik anak sebaik mungkin dan selalu mendidik anak
bertakwalah kepada Allah yang kemudian menjadikannya dari sesuatu yang rendah hati
orang tua juga perlu belajar untuk tidak sombong dan
ikuti jalan kebajikan, karena pria memperoleh kekuatan fisik dan spiritual
yang dapat digunakan untuk menimbang dan mempertimbangkan suatu masalah.
Penulis menyatakan bahwa konsep pola asuh positif menurut
fauzil adhim penekanannya adalah bagaimana anak tumbuh dengan jiwa yang baik
69
waras dengan nilai-nilai tauhid untuk menaklukkan dunia
dan mencapai surga Allah SWT. Kita dapat mengatakan bahwa kunci untuk berubah
pada manusia itu ada di dalam jiwa. Perkembangan jiwa individu sejak saat itu
Konsepsi hingga lahir dan dewasa adalah rentang
kehidupan yang saling mempengaruhi.
Tidak lagi diperdebatkan bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi anak-anak
itu tidak tergantung pada agen itu sendiri dan faktor lingkungan. Faktor
diri sendiri, yaitu anak bawaan sejak lahir, misalnya jika anak tersebut
fisik normal, anak-anak dengan perkembangan otak yang tidak normal (idiot). Cerdas
apapun itu, itu tidak akan mampu melampaui kecerdasan perkembangan normal
otaknya. Dengan demikian, faktor keturunan juga penting dalam mempengaruhi perkembangan.
Ketika datang ke faktor lingkungan, ini terutama tentang lingkungan
keluarga, masyarakat, sekolah dan lingkungan yang tidak diinginkan. Misalnya
TV, video game, internet, dan hal lain yang dapat memengaruhinya
Perkembangan anak
Ada 2 pilihan yang Allah SWT berikan kepada manusia
yaitu potensi keburukan dan potensi ketakwaan, disinggung dalam Al-
Quran dalam bab ash-Syams ayat 8:
$yγ yϑ ol ù; r'sù $ yδ u‘θègé $ yγ1uθø) s? uρ ∩∇∪
"Kemudian Tuhan mengilhami jiwa itu (jalan) kejahatan dan kesalehan." (Q.S. ash-Syams: 8) Penyusun berkesimpulan bahwa ada 2 hal yang dapat dirancang
kesimpulan tentang konsep positive parenting Muhammad Fauzil Adhim,
pertama, bagaimana melatih anak dengan cinta
tanpa kekerasan dalam bentuk verbal atau fisik. Kedua,
bagaimana orang tua menyikapi anak dengan kesabaran dan niat yang tulus
karena Allah SWT.
Ajari anak dengan cinta, yaitu sejak dini
Kelahiran harus ditangani dengan lembut, memeluk, mencium dan menyusui.
Karena akan menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan anak
70
akan menimbulkan rasa nyaman pada bayi dan akan menjadi bayi yang tidak
aneh atau mudah ditangani karena kepercayaan dasar yang dimiliki bayi
yang terbentuk pada kesan awal bayi dilahirkan. Keyakinan inti yang kuat pada
anak, maka ia akan menemukan harga dirinya (self-esteem) untuk tumbuh dewasa
harapan atau keyakinan akan keberhasilan (self-efficacy), dan akhirnya anak tidak
perlu mendapat dukungan dari luar negeri, karena anak itu menemukannya
kebahagiaan ketika dia menemukan kesuksesan (self-reward).
Setelah memberikan anak kepercayaan diri dasar yang kuat untuk tumbuh
kemungkinan, kebaikan dalam dirinya, maka ada dua hal lagi yang harus ada
orang tua melakukannya, yaitu memberikan kepercayaan kepada anak bahwa dirinya ada
mereka memiliki keunggulan yang patut ditonjolkan (sense of competence).
Dalam hal ini ada 4 hal yang harus dilakukan orang tua yaitu: pertama,
menerima apa yang dilakukan anak tanpa membandingkannya dengan anak
tetangga yang mungkin lebih cepat dari pertumbuhan anaknya. Kedua,
memaafkan yang rumit artinya memaafkan semua perilaku
anak-anak melihat orang dewasa / orang tua bisa salah dan sulit
dapat dimaafkan. Ketiga, jangan membebani anak dengan tugas atau
pelajaran tambahan sehingga dorongan anak untuk bermain berkurang.
Keempat, jangan memaki/mengumpat pada anak, baik secara lisan maupun fisik
tipe badan.
Ada banyak hal yang harus diperhatikan orang tua saat menegur
guys, itu untuk berdebat dengan pria bukan dengan ledakan emosi, untuk berdebat
kegiatan pendidikan agar anak memiliki sikap yang baik, ajari mereka
konsekuensi bukanlah ancaman, jangan salahkan dia, hanya perilakunya,
jangan katakan kata "tidak", ingat kesalahan yang dia buat
anak pada saat ini tanpa berbalik, dan menerima teguran ini dengan rahmat.
Penulis secara luas setuju dengan konsep parenting positif
menurut Fauzil Adhim tapi saat konsep ini muncul
Nyatanya, tampaknya masih ada kekurangan dalam konsep ini. Bisa
Bayangkan seorang anak sering bermain video game/playstation tanpa
aturan karena dapat menimbulkan anak yang bodoh dan sikap orang tua yang keras
71
dalam menghadapi anak, anak akan malu, tidak pernah ada kenyamanan
padanya, jika tidak anak itu akan menjadi nakal, nakal dan liar.
Menurut Ratna Megawangi, positive parenting mengacu pada
suasana kegiatan belajar mengajar yang tidak menekankan “kehangatan”.
Untuk pengasuhan tanpa emosi, mengasuh anak menciptakan lebih banyak suasana
bahwa pendidikan sama hangatnya dengan suasana dalam keluarga. Seorang guru harus
dapat menjadi "orang tua" siswa jika Anda ingin mentransfernya sepenuhnya
pelajaran kepada siswa. Cinta harus membimbing
semua kegiatan belajar mengajar, karena tanpa sentuhan emosional
dendrit dalam sel otak -- menurut penelitian oleh Marian C. Diamond --
itu tidak akan tumbuh dengan cepat. 6
Pola asuh yang positif, atau pola asuh yang baik, ternyata bisa
seorang anak memiliki kemampuan mental dan fisik yang baik,
termasuk perkembangan emosional dan sosial. Kunci membangun bangsa
ternyata terletak pada cara orang tua membesarkan anaknya
baik dan benar, dan dalam mendidik anak, orang tua sangat penyayang, penuh
perhatian, dan sangat reseptif terhadap anaknya.7
Daniel Goldman, pakar pengasuhan anak,
menerbitkan bukunya yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah
kunci keberhasilan individu dalam masyarakat. Kecerdasan emosional juga ditunjukkan
itu adalah produk pengasuhan atau sosialisasi bagi seorang anak
keluarga Perkembangan otak manusia menunjukkan usia tersebut
paling penting dan menentukan bagi seseorang untuk berkembang
usia optimal kurang dari tujuh tahun. 90 persen otak manusia berkembang
pada saat itu disebut sebagai tahun-tahun emas. 8
Agar anak memiliki kecerdasan IQ, IE, IS. Maka perangkat keras itu penting
yang diberikan oleh guru khususnya orang tua adalah materi yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan, masyarakat dan agama. Ini untuk diperebutkan
6 Ratna Megawangi, Ruang Pengasuhan Karakter, “Orang tua pintar itu untuk
Membangun Karakter Anak” (Bandung: Rumah Penerbitan Baca!, 2007), hlm. 9-10. 7 Ibid., hlm. 13. 8 Ibid., hlm. 15.
72
stimulasi intelektual, emosional dan spiritual. Barang ini tidak jauh berbeda
dengan pendidikan agama atau pendidikan formal yang ada saat ini
termasuk Pendidikan Aqidah, materi pertama
yang harus diberikan kepada anak untuk memperoleh pendidikan
dalam keluarga yang religius. Selain itu, aqidah atau iman memiliki satu
konten makna substantif, yaitu keyakinan benar dan salah
memiliki kapasitansi negatif terkecil. Iman menyiratkan iman pada kehendak
kebenaran yang nyata, bukan kebenaran yang dibuat sebelumnya.
Materi intelektual merupakan salah satu materi untuk anak mampu
kenali dirimu dan keberadaan Tuhan dan semua yang telah Dia ciptakan
stimulasi kecerdasan spiritual (IS); Sedangkan ilmu material
adalah materi yang dirancang untuk mengasah ide-ide pemikiran anak
tentang realitas dunia yang terbagi dalam banyak tingkatan dan tujuan hidup.
Sedangkan materi spiritual berkisar pada rukun Islam dan rukun iman
Materi ilmiah memuat berbagai bidang kehidupan yang akan dimiliki anak di masa depan
mereka ingin mencapai tujuan mereka dan sesuai dengan kemampuan intelektual dan
emosi anak (IQ dan IE anak);
Padahal, perkembangan otak sebenarnya bisa lebih optimal
tergantung pada lingkungan anak itu berada. Bagaimana
lingkungan menciptakan pengalaman. apa ini
pengalaman positif atau negatif dengan anak-anak? Sebagai pengalaman
bahwa seorang anak mengalami di rumah yang penuh cinta, hormat dan
keceriaan, hal ini akan membuat bagian limbik otak anak lebih aktif. adalah
mereka mengeluarkan neurotransmiter yang mengaktifkan korteks We
tahu bahwa korteks adalah kemampuan seseorang untuk berpikir,
analisis dan berpikir kreatif.
Orang tua bukan satu-satunya penyandang dana pendidikan anak-anak mereka.
anak-anak mereka, tetapi juga mencakup tanggung jawab atas kecerdasan anak-anak mereka.
Guru di sekolah hanya berperan sebagai pendukung dalam proses pendidikan anak.
Sebagai guru di sekolah, mereka memiliki kontribusi yang cukup besar
dalam upaya mengembangkan akhlak dan kepribadian anak yaitu melalui pembinaan
73
dan pembelajaran pendidikan agama Islam bagi siswa. Guru ada di sini
itu dapat meningkatkan moral dan kepribadian siswa yang sudah rusak
di lingkungan keluarga, tetapi juga saat membimbing siswa,
terlepas dari itu kepribadian, sikap dan gaya hidup, bahkan dalam tata krama
berpakaian, bersenang-senang dan berdiskusi, yang juga dilakukan oleh seorang guru
mempunyai hubungan yang penting dengan proses pendidikan dan
penanaman akhlak para siswa dilakukan.. 9 Saat orang tua bertanya
Jika anak mereka menjadi cerdas, itu menjadi tuntutan darinya juga
hanya untuk orang tua. Sejauh mana orang tua bisa mengatur diri sendiri
proses membesarkan dan membesarkan anak, ini adalah langkah pertama
sangat bagus dan sekaligus modal besar dalam usaha
bangsawan
Menurut Suharsono tentang kepribadian dan kecerdasan orang tua
Anak itu dibangunkan oleh transmisi intelektual, spiritual, dan moral dari momen-momen ibunya
membawa anak-anak mereka. Karena ibu hamil
sangat dianjurkan untuk peningkatan mental, spiritual dan berat badan
moralnya. Peningkatan tersebut dapat dicapai melalui peningkatan ibadah,
sholat malam, membaca alquran dan buku, menjaga ucapan,
mereka mempromosikan kemurahan hati dan perilaku terpuji lainnya
Anak-anak yang diajarkan iman sejak dini meninggalkan kesan
dalam hatinya. Seperti kanvas yang dicelupkan ke dalam cat dan hilang
hari di dalamnya, sehingga tidak ada sumber daya sedikitpun
tidak berwarna. Tidak seperti kapur yang dicelupkan ke dalam segelas air tinta,
kemudian dengan cepat dihapus. Hanya ujung tipis yang kotor. Cat
Pendidikan iman sejak kecil akan memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan
dia selanjutnya. Ia hanya akan menerima Islam sebagai yang berdaulat
hidupnya, Al-Qur'an sebagai pedomannya dan Rasulullah as
teladannya. Iman yang terpatri di hati juga akan menghiasi mulut
9 Mukhtar M., Rancangan Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Protokol: CV. Misaka
Galisa), dsb.I, hal.73. 10 Suharsono, Mendidik Anak, (Jakarta: Prakarsa Pers, 2004), Edisi Revisi, hal.I,
hlm.8.
74
tubuhnya, Islam akan melekat pada pakaiannya. Untuk dirinya sendiri sampai dia melakukannya
dia malu untuk melepasnya.
Menurut Fauzil Adhim, kunci perubahan manusia adalah sebagai individu,
masyarakat, bangsa dan dalam skala yang lebih besar. Di dalamnya ada di dalam jiwa.
Menurut ayat Alquran:
xÎ) ©! $# Ÿω çÉi tóム$ tΒ BΘöθs) Î/ 4© ®L ym (#ρ çÉitóム$ tΒ öΝ Íκ ŦàΡ r'Î/ 3 !#sŒÎ)uρ yŠ# u‘ r& ª! $# 5Θöθs) Î/ #[™þθß™
Ÿξsù ¨ŠttΒ … çµ s9 $ 4 tΒur O ßγ s9 ⎯ ÏiΒ ⎯ ϵ ÏΡρ ߊ ⎯ÏΒ @Α#uρ ∩⊇⊇∪
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga ia mengubah keadaan dirinya sendiri” (QS. Ar-Ra'd [13]: 11).11
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa perubahan itu ada pada jiwa. Titik
Pola asuh positif adalah bagaimana mengembangkan karakter positif
kepada anak secara Islami. Misalnya, bagaimana memiliki anak
sebelum pubertas kamu harus mandiri.
Dari ketiga prinsip positif parenting tersebut, menurut Fauzil Adhim, adalah sebagai berikut
seperti yang disebutkan di bab sebelumnya, ada lima langkah yang harus diikuti
aplikasi kepada orang tua untuk memiliki anak yang memiliki masa depan
dan karakter cerdas, yaitu sebagai berikut:
1. prinsip hidup yang kuat sangat penting karena memiliki prinsip
hidup menjadi lebih bermanfaat dan harus paling lambat kelas 5 SD
Anda harus memiliki prinsip dalam hidup. Karena itulah hidup
hidup akan lebih masuk akal.
2. pandangan hidup, yaitu apa yang digambarkan tentang masa depan. Misalnya,
pada usia 40 bagaimana hidup ini Dan
Cara berpikir seperti ini harus diajarkan kepada anak-anak sejak usia 4 tahun
tahun (anak usia 4 tahun harus diajak berpikir untuk memiliki visi
ZOE)
11 Kementerian Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Semarang:
Kumudasmoro Grafindo, 1994), hier. 370.
75
3. Membangun orientasi hidup adalah sikap mental tentang bagaimana
lihat kehidupan sehari-hari untuk apa hidup kita dan apa itu
harus kita lakukan ketika kita berada di waktu luang kita.
Ketiga prinsip penglihatan ini hampir tidak diajarkan sebagai kesadaran,
tetapi diajarkan sebagai pengetahuan
4. Orientasi studi, sampai saat ini kita telah menjadi manusia
belajar menjadi orang yang berguna. Empat hal ini
berdasarkan poin kelima, yaitu:
5. Nilai-nilai kehidupan yang kuat. Dalam hal ini yang dilakukan adalah agama
pengawal. Kelima hal ini akan menjadi pendorong
saat ini).
Saat ini, banyak siswa yang memiliki nilai bagus, tetapi
mereka tetap menganggur karena tidak memiliki orientasi hidup dan
mereka tidak memiliki visi yang jelas. Kita harus punya tekad yang jelas, seperti
Diilustrasikan Fauzil saat duduk di bangku kelas 2 SMA, ia menjadi seseorang yang
yang melamar bukanlah orang yang melamar.
Jika kelima hal tersebut di atas sudah ada pada anak/orang,
Untuk :
Sebuah. Anak usia 5 tahun tidak perlu disuruh, mereka menjadi pembaca
Lajang
ya. mereka sudah memiliki mental (benar-benar tentang hal-hal yang berguna untuk
mereka sadar akan nilai tindakan dan menganut agama
(nilai-nilai moral) yang menjadi pendorong untuk bertindak
untuk anak-anak.
Sedang mengerjakan. budaya belajar (kebiasaan belajar).
Sebagai contoh contoh pola asuh positif yang saat ini dipraktikkan di sekolah dasar
Hidayatullah diajarkan oleh Fauzil Adhim. Aktivitas sekolah
setiap pagi ada pelatihan motivasi untuk murid dan siswa
bukan upacara bendera seperti di kebanyakan sekolah.
Poin positif dari tekanan orang tua dalam membesarkan anak adalah
membangun motivasi anak – termasuk guru – untuk melahirkan
76
budaya belajar yang kuat. Istilah motivasi sering tumbuh dengan semangat.
Menurut Fauzil, jika gairah diwujudkan dengan keterlibatan emosional saat
dengan melakukan kegiatan, motivasi akan mendorong seorang anak
Berpura-pura. Semakin kuat motivasi anak, semakin bersemangat dia.
Artinya, motivasi merupakan salah satu faktor pendorong anak.
Budaya belajar (learning culture) pada anak sangat dipengaruhi oleh
kekuatan motivasi. Jika anak memiliki alasan yang baik untuk bertindak, dan
alasannya berakar pada dirinya, maka dia akan memiliki energi baru
terus belajar. Semakin kuat ia membentuk budaya belajar dalam dirinya,
semakin kuat semangat mencari ilmu dibandingkan lingkungan sekitarnya
tidak sebaik sebelumnya. Artinya budaya belajar yang kuat menjamin kesinambungan
kebiasaan belajar (learning habit) pada jenjang pendidikan berikutnya,
meskipun suasana pembelajaran pada level ini tidak sebaik pada level sebelumnya.
Hal inilah yang perlu disadari guru jika ingin mengembangkan budaya
Belajar. Lingkungan yang mendukung sangat diperlukan. Namun tanpa
menciptakan motivasi intrinsik yang kuat, anak-anak ini dapat melepaskan hasrat mereka
pembelajaran mereka - bahkan perilaku positif mereka - begitu mereka berada di tangga
pendidikan yang lebih tinggi.
Menurut Fauzil Adhim, banyak hal yang sangat diperlukan
Pola asuh adalah kontributor besar untuk membangun motivasi intrinsik anak
kuncinya adalah menanamkan iman yang aktif. Yaitu sekolah
Mengajarkan iman kepada anak-anak bukan hanya pengetahuan kognitif.
Selain itu, sekolah harus memotivasi mereka untuk bertindak karena
Tuhan dan untuk Tuhan yang menciptakan, sebagai contoh guru
ajari jiwa anak-anak untuk menegaskan doa ini,
ibadah, hidup dan mati hanya karena dan hanya untuk Allah. Sumber daya,
Aqidah yang kuat menjadi motor penggerak bagi anak
mereka bertindak dan menentukan arah kehidupan.
77
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan analisis terkait dengan konsep positif
pengasuhan dan masalah di atas dapat disimpulkan
BERIKUTNYA:
Sebuah kesimpulan
1. Menurut Fauzil Adhim, positive parenting adalah pola pikir orang tua
tentang merawat dan menjalankan tugas kebapakan
Ini baik, yaitu pengasuhan, pengasuhan dan pendidikan anak
positif untuk menciptakan potensi positif, kecerdasan
intelektual, emosional, tetapi juga sumber dorongan moral mereka
dalam kekuatan mental anak.
2. Menurut Fauzil Adhim, ada tiga prinsip positif parenting yaitu:
Sebuah. Dukung postur tubuh yang sehat
Mendukung sikap yang sehat adalah dukungan orangtua yang positif
sehingga anak mengembangkan prakarsa yang sehat dan bertanggung jawab
Anak-anak akan belajar bahwa mereka diciptakan dengan potensi yang baik
Besar.
ya. Qaulan Sadida: komunikasi asertif-positif
Prinsip selanjutnya dalam pengasuhan positif adalah
qaulan sadida, yaitu berbicara positif, tegas, tanpa curang,
jujur, tidak mengandung dusta dan apa adanya. Berdasarkan
Marmaduke Pickthall, qaulan bevat ook betekhen sadida
langsung ke intinya (straight to the point). Selain itu,
qaulan sadida juga mengandung arti bingung, tidak jelas dan
jangan sembunyikan kebenaran
Sedang mengerjakan. Promosi lampiran
Jalin kedekatan atau promosi keterikatan, ini salah
prinsip penting bagi orang tua untuk memahami kapan mereka mau
menerapkan pola asuh positif
78
3. Menjauh dari gagasan Fauzil Adhim tentang pola asuh positif
Implikasinya bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut.
Pengasuhan positif atau pengasuhan yang baik, itu mungkin
memastikan bahwa seorang anak memiliki kemampuan mental dan fisik yang
baik, termasuk perkembangan emosi dan sosial. Kunci pengembangan
Bangsa sebenarnya berpijak pada bagaimana orang tua dapat membesarkan anaknya
benar dan sesuai. Dan dalam mendidik anak, orang tua sangat menyayangi,
perhatian dan sangat menerima anaknya.
Menurut Fauzil Adhim, ada lima langkah yang harus dilakukan
orang tua untuk memiliki anak yang memiliki masa depan dan
karakter cerdas menurut Pola Asuh Positif, khususnya sebagai berikut:
a) prinsip hidup yang kuat sangat penting karena memiliki prinsip
hidup menjadi lebih bermanfaat dan harus paling lambat kelas 5 SD
Anda harus memiliki prinsip dalam hidup. Karena itulah hidup
hidup akan lebih masuk akal.
b) visi hidup, yaitu segala sesuatu yang menggambarkan masa depan. Misalnya pada
Kehidupan seperti apa yang akan kita jalani selama 40 tahun ke depan? Dan
Cara berpikir seperti ini harus dapat dibangun pada anak-anak pemula
Usia 4 tahun (usia 4 tahun harus diajak berpikir
memiliki visi hidup)
c) membangun orientasi hidup adalah sikap mental tentang bagaimana
lihat kehidupan sehari-hari untuk apa hidup kita dan apa itu
harus kita lakukan ketika kita berada di waktu luang kita.
Fauzil Adhim melihat ketiga prinsip itu sulit diajarkan
sebagai kesadaran, tetapi diajarkan sebagai
pengetahuan
d) orientasi studi, yang kita sebagai manusia selama ini
dia harus belajar menjadi manusia yang berguna.
Keempat hal tersebut didasarkan pada poin kelima, yaitu:
79
e) nilai-nilai kehidupan yang kuat. Dalam hal ini yang dilakukan adalah agama
pengawal. Kelima hal ini akan menjadi pendorong
kekuatan) dalam mewujudkan pola asuh yang positif.
Saran
Mulai dari membaca fenomena sosial yang berkembang di masyarakat,
khususnya perkembangan umat Islam di tengah hegemoni kapitalis
Umat Islam semakin mengalami resesi dalam hal ini
merumuskan pernyataan berikut:
1. Perhatian diberikan pada hal-hal kecil, karena kami menilai sampai sekarang
hal-hal kecil tidak sepenting hal-hal besar, mereka menghilang
Dari hal-hal kecil itulah sesuatu yang besar dimulai, dalam hal ini keluarga
sukses adalah bagaimana keluarga mampu mengarahkan dan
membimbing anak-anak ke "kodrat" mereka, proses transformasi
pengetahuan harus diwujudkan secara terpadu yang meliputi
(spiritual dan spiritual) sehingga dapat membentuk umat Ulil Albab.
2. Mencakup agenda besar pencapaian tujuan pendidikan,
Keluarga harus sadar akan kewajiban mendidik anak dengan baik
orang tua atau calon orang tua tahu atau bahkan mengerti beberapa
yang terbaik dalam pendidikan anaknya, ini untuk masa depan anaknya, prosesnya
Sosialisasi kesadaran pendidikan dapat dilakukan melalui media elektronik,
dan media cetak, atau melalui program khusus yang mengangkat kata tersebut
tentang parenting dapat berupa pendidikan lanjutan, simposium, seminar, pelatihan,
menjadi orang tua yang baik.
3. mengetahui, memahami dan menerapkan konsep hak
kewajiban sebagai suami untuk mengetahui jenis kelamin dalam kehidupan
rumah tangga, khususnya dalam pendidikan anak.
4. mereka membutuhkan kerjasama yang baik dari berbagai bagian pendidikan, jadi tidak
ada efek negatif dari salah satu pihak, misalnya apa yang terjadi selama itu
Orang tua ini melihat pendidikan sebagai tanggung jawab sebuah institusi
pelatihan sehingga tidak menciptakan bukti di masa depan.
80
5. Perubahan zaman memberikan konsekuensi dan kemunculan yang logis
masalah pendidikan, sehingga perlu antisipasi. Itu bisa terbentuk
pendekatan alternatif, yaitu dengan mengidentifikasi suatu masalah
pengamat.
C.Tutup
Tidak ada yang layak untuk dikatakan oleh penyusun, selain rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya.
di dalamnya kepada Allah swt, yang telah memberikan rahmat-Nya
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Juga tidak hilang
Shalawat dan salam semoga terus mengalir kepada Nabi
Mohammad Soo.
Penulis menyadari sepenuhnya segala kekurangan dan kekurangan
kata, kalimat, dan susunan. Sebuah naskah juga telah ditulis
Ini jauh dari sempurna, bahkan ada kesalahan dan kelalaian
di sana-sini.
Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
konstruktif demi kebaikan skripsi ini akan penulis terima dengan hati dan jiwa
yang terbuka. Terakhir, disertai ucapan terima kasih kepada bapak
mentor yang telah berusaha mencurahkan waktunya untuk penulis,
untuk menyelesaikan tesis ini. Terima kasih pergi ke
semua pihak yang telah memberikan begitu banyak energi, berpikir bersama dan membawa serta
doa, juga kepada teman-teman yang telah membantu dan menyemangati
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis hanya bisa berdoa kepada Allah SWT untuk semuanya
pertolongan menerima jawaban dari-Nya. Penulis berharap semoga skripsi ini
ini sederhana dan juga jauh dari sempurna dapat membantu, dan
semoga kita semua selalu berada di bawah perlindungannya dan selalu begitu
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Wallahu a'lam bi al-shawab.
BIBLIOGRAFI
Abdul Mustaqim, Menjadi Sesepuh yang Bijaksana. Solusi Kreatif Mengatasi Masalah Anak Jakarta: Mizan Pustaka, 2005
Abrasyi, al, Athiyah, at-Tarbiyyah al-Islamiyah, vert. Abdullah Zaki al-Ahkaf, Principes van islamitisch onderwijsbeleid, Jakarta: Bulan Bintang, 1970
Adhim, Mohammad Fauzil, Merenungkan Nabi (tidak diterbitkan)
______, Positive Parent: Cara Islami Membangun Karakter Positif pada Anak, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2006
______, Membuka Jalan ke Surga, Bekasi: Pustaka Inti, 2004
______, Positive Parenting, makalah ini dipresentasikan pada tanggal 22 Juni 2007 di Fakultas Psikologi UGM (tidak dipublikasikan)
AS Hornby, Oxford Advanced Learner's Dictionary, Amerikaans: Oxford University Press, 2000
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Investigasi Pendekatan Praktek, edisi revisi, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998
Agus, Sujanto, Ontwikkelingspsychologie, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996
Ashraf, Syed Ali, Cakrawala Baru dalam moslimonderwijs, Cambridge: Hodder en Stoughton, 1985
Abrasyi, al, Athiyah "al-Tarbiyyah al-Islamiyah", vert. Abdullah Zaki al-Kaaf, Grondbeginselen van islamitisch onderwijs, Jakarta: Bulan Bintang, 1970
Arief, Armai, Pengantar Ilmu Islam dan Metodologi Pengajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2002
At-Thorqu, Mohammad Abdul Qodir, Ta'lim At-Tarbiyah Al-Islamiyah, deel 1, publish: Maktabah Nahdhoh,
Aziz, Sholeh Abdul, at-Tarbiyah Wa at-Turuquth at-Tadris, τόμος 1, Darul Maarif bi Mathor, t.th,
Billington, Ray, Filsafat Hidup: Pengantar Pemikiran Moral, London Rutledge, 1993
Darojat, Zakiyah, et al., Islamic Education Sciences, Jakarta: Earth Script, 1996
______, Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996
Kementerian Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya, Semarang: Kumudasmoro Grafindo, 1994
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, gezinsbegeleiding en -therapie, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005F.J. Mc Donald, Onderwijspsychologie, Tokio, Japan: AI-MEI, 1959
______, Psikologi Pendidikan, San Francisco, California, AS: Wadworth Publishing C.O INC
HM Arifin, Hubungan timbal balik pendidikan agama dan lingkungan sekolah dan keluarga, Jakarta: Bintang Bulan Sabit, 1976
______, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Mengembangkan Literasi, 1987
Hurlock, Elizabeth B, Perkembangan Anak, Bagian I, Jakarta: Erlangga, 1988
Hadi, Sutrisno, Metodologi Penelitian, Bagian 2, Yogyakarta: Andi Offset, 2002
http://www. Bmh-Jatim.org/module.php
http://www.usahamulia.net, Diterbitkan: 25/3/2007
Hasil wawancara dengan Muhammad Fauzil Adhim tanggal 11 April 2008 pukul 10.30-11.00 WIB.
Idris, Zahari, Basis-dasar Pendidikan, Padang: Angkasa Raya, 1987
Jalaludin, Pedagogische Theologie, Jakarta: Jeugd Rosda Karya, 2001
Langgulung, Hasan, Pendidikan dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Perpustakaan Al-Husna, 1985
Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Angkasa, 1989
Mansur, PAUD dalam Islam, Yogyakarta: Studentenbibliotheek 2005
Megawangi, Ratna, Pendidikan Karakter: Solusi Tepat Membangun Bangsa, Jakarta Indonesia Heritage Foundation, 2004
______, Ruang Pengasuhan Karakter, Bandung: Baca! Penerbit, 2007
Meleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000
Moh Nazir, onderzoeksmethoden, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988
Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rakesa, 1998
Muhaimin, .A., et.al, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Pemuda Rosda Karya 2001
Muhaimin en Mijib, Abdul, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filsafat dan Kerangka Dasar Operasionalnya, Bandung: Trigenda Karya, 1993
Muntholiah, Positive Self Concept Supports PAI Achievement, Semarang: Gunung Jati, 2002
Mussen, Paul Henry et. Al., F.X. Budiyanto (penerjemah), Perkembangan dan kepribadian anak, Jakarta: Arcan, 1994
Muslim, Fundamentals of Education, Semarang: Faculteit van Tarbiyah IAIN Walisongo, 1995
Mukhtar, M., Rancangan Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Misaka Galiza.
Nahlawi, an, Abdurrahman, pendidikan Islam di rumah, sekolah dan masyarakat, Jakarta: Insani Gema, 1995
Prayitno, Irwan, Membangun Potensi Anak: Tugas dan Pembinaan Pendidikan Anak Sholeh, Kairo: Seri Buku,
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teori dan Praktik, Bandung: Rosdakarya Muda: 2000
_______, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1985
Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995
Rahman, Jamal Abdul, Nasihat Membesarkan Anak Menurut Rasulullah, Semarang: Pustaka Adnan, 2005
Rahman, Musthofa, Pendidikan Islam dalam Perspektif Al-Qur'an, dalam Paradigma Pendidikan Islam, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Bekerjasama dengan Perpustakaan Mahasiswa, Yogyakarta, 2001
Rohaeni, Neni, “Membesarkan Anak Menjadi Positif (Positive Parenting)”, http://kd.Cibiru.UPI.edu.
_______, “Positive Parenting,” http:// kd. Cibiru.UPI.Edu
Shofi, Ummi, Agar Cahaya Mata Lebih Bersinar: Kiat Melatih Jalan Nabi, Surakarta: Publikasi Afra, 2007
Shihab, M. Quraish, Landasan Al-Qur'an: Fungsi Akal dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1992
Shopiro, Lawrence S, Teaching Emotional Intelligence, Jakarta: Gramedia, 1999
Shohib, M, Pola Asuh, dkk.I, Jakarta: Rineka Cipta, 1998
Sori, Sofyan, Kesalehan Anak Dididik Menurut Al-Quran dan Hadits, Yogyakarta: Fajar Pustaka, 2006
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1992
Suharsono, Mendidik Anak, Jakarta: Inisiasi Pers, 2004, edisi revisi, cetak. Saya
Syaibani, al, Oemar Mohammad Atoumy, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979
Syafei, M. Sahlan, Cara Membesarkan Anak, Depok: Ghalia Indonesia, 2002
Thoha, Chabib, Kapita Selecta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Pemuda Rosdakarya, 2004
Tim Penulis Kamus Pusat Pembinaan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Τζακάρτα: Balai Pustaka, 1994
Winarno, Surachmad, National Teaching Methodology, Bandung: CV Jen Mars, 1975
Yusuf, H Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Juvenile Rosdakarya, 2000.
Yusuf, A. Muri, Pengantar pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982
Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Aksara Bumi, 1992
jalan hidup
Yang bertanda tangan:
Nama : Erny Tyas Rudati
Tempat/Tanggal: Magelang, 21 Juli 1984
Alamat Asal: Dusun Girirejo, Desa Demesan, RT 10/ RW V
daerah Pertempuran Daerah Magelang
Pendidikan : - SDN Girirejo 01, tamat tahun 1997
- MTs. Abdus Salam Tempuran, lulus tahun 2000
- MAN 01 Kota Magelang, lulus tahun 2003
- Tarbiyah School van IAIN Walisongo Semarang
Jadi saya membuat daftar kisah hidup ini
digunakan dengan benar.
tertanda,
Erny Tyas Rudati NIM. 3103126
PETUNJUK WAWANCARA
1. Apa yang melatarbelakangi munculnya pola asuh positif?
2. Apa definisi pengasuhan positif menurut Fauzil Adhim?
3. Apa saja prinsip pola asuh positif?
4. Dasar-dasar Pengasuhan Positif?
5. Apa pengaruh pola asuh positif terhadap pengasuhan anak?
6. Bagaimana pola asuh positif diterapkan dalam pengasuhan anak?